بسم الله الرحمن الرحيم


الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه

Tulisan ini bukanlah sumber pemberita, bukan jua sumber pengkritik, tapi hanya sekadar sedikit informasi yang insyaAllah shahih dan bermanfa'at. 'Ala kulli hal, jika terdapat sebarang kesalahan informasi harap dapat maklum kepada saya. Jazakallah. Kepada Allah jua kita kembali


Moga Allah memberkati segala huruf yang ada dalam blog ini.

Amin~

Labels

analogi (5) artikel (9) cerita (12) dakwah (18) IIUM (3) iklan (9) isu (9) majlis ilmu (6) misc (6) muhasabah (14) puisi (1) ulama (7) video (3)
Showing posts with label artikel. Show all posts
Showing posts with label artikel. Show all posts

Tuesday, July 26, 2011

Wasiat Al Allamah Alhabib Umar Bin Hafidh Dalam Menghadapi Bulan Ramadhan


(Terjemahan dari wwww.habibomar.com)



ImageMerupakan penyampaian dari Guru Mulia beliau Al Habib Umar bin Hafidh dalam ceramah beliau di akhir sya'ban 1426H ini, saya mengulas sebagian wasiat - wasiat Guru Mulia, bahwa seyogyanya ada 3 hal yang harus kita laksanakan di awal bulan ramadhan ini, yaitu:
1. Gembira dan senang dengan datangnya bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah swt : "Katakanlah (wahai Muhammad saw) Dengan Datang-nya Anugerah Allah Dan Rahmat-Nya, Maka Dengan Itu Hendaknya Mereka Bergembira" (QS Yunus 58), dan juga Sabda Rasulullah saw : "Barangsiapa yang berpuasa ramadhan dengan menjaganya dengan segenap kemampuannya, maka diampunilah seluruh dosanya yang telah lalu" (HR Bukhari & Muslim). Dan diriwayatkan oleh Salman ra, bahwa Rasulullah saw menyampaikan ceramahnya pada kami di hari terakhir bulan sya'ban : "Wahai para manusia sekalian, telah menyelimuti kalian bulan Agung yang penuh keberkahan, bulan yang padanya suatu malam yang lebih mulia dari seribu bulan, Allah menjadikan puasa di bulan ini merupakan hal yang fardhu (wajib), dan menjadikan Qiyam (tarawih) merupakan hal yang sunnah, barangsiapa yang beribadah dengan satu macam kebaikan maka sama saja pahalanya dengan menjalankan ibadah yang fardhu, barangsiapa yang beribadah dengan hal yang fardhu maka seakan ia telah mengerjakan 70X hal fardhu tersebut, inilah (ramadhan) merupakan bulan kesabaran, dan balasan atas kesabaran adalah Surga, inilah bulan kita saling membantu satu sama lain, inilah bulan dimana Allah menumpahkan rizki Nya bagi orang mukmin" (Hadits riwayat Imam Ibn Khuzaimah dalam shahih nya).
2. Menjaga diri dan berhati hati dari hal hal yg membuat kita terhalangi dan terusir dari kemuliaan Ramadhan, diantaranya adalah :
* Menjaga lidah kita dari berdusta dan menjaga pula perbuatan kita dalam kedustaan dan penipuan,
* juga ucapan ucapan buruk dan perbuatan buruk,
* dan dari berbuka puasa dengan makanan haram dan syubhat,
* dan dari perbuatan yang menjatuhkan pahala puasa seperti memandang aurat yang bukan muhrimnya,
* dan dari berdusta dan membicarakan aib orang lain,
* dan dari memutuskan hubungan silaturahmi,
* dan dari minum arak, ganja dan narkotika,
* dan dari dengki dan kebencian terhadap sesama muslimin, dan dari berbuat durhaka pada kedua orang tua.

Dan berhati - hatilah wahai mukimin dari berbuka puasa tanpa sebab yang jelas, Sabda Rasulullah saw : "Barangsiapa yang berbuka di hari ramadhan tanpa sebab sakit, atau safar, atau udzur syar'I lainnya, maka tiadalah ia akan bisa membayarnya walaupun ia berpuasa sepanjang masa" (HR Tirmidzi, Nasa'I, Abu Daud, Ibn Maajah, Ibn Khuzaimah dan Imam Baihaqy).
Maka berhati - hatilah wahai mukmin dalam menjaga keadaan puasamu, dan jangan pula kau berbuka puasa sebelum yakin telah tiba waktunya, karena sunnah untuk bersegera dalam buka puasa adalah setelah yakin sepenuhnya telah masuk waktu berbuka puasa.
3. Yang terakhir adalah bersungguh - sungguh dalam menghadapi hujan anugerah di bulan mulia ini, dan bersungguh - sungguh mendapatkan anugerah berlipat gandanya berbagai pahala dan di bentangkannya kesempatan untuk meraih derajat yang agung. Telah bersabda Rasulullah saw "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan bagi kalian berpuasa di siang harinya dan telah pulah mensunnahkan bagi kalian mendirikan shalat sunnah di malam harinya (tarawih), barangsiapa yang melakukan keduanya dengan keimanan dan kesungguhan, maka ia akan lepas dari seluruh dosanya sebagaimana saat ia baru dilahirkan oleh ibunya" (HR Imam Nasa'i).
Maka seyogyanya kita memperbanyak berbagai amal ibadah di bulan mulia ini, terutama menjaga shalat lima waktu dengan berjamaah, dan ketahuilah bahwa menjamu orang lain berbuka puasa merupakan hal yang agung pahalanya, sabda Rasulullah saw :"Baramgsiapa yang menyediakan buka puasa bagi yang berpuasa dibulan Ramadhan, maka diampuni seluruh dosanya, dan kebebasan baginya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala puasa tersebut" (HR Ibn Khuzaimah dalam Shahihnya).
Sabda Rasulullah saw : "Barangsiapa yang menyediakan buka puasa bagi orang yang berpuasa ramadhan dengan makanan dan minuman yang halal, maka akan bershalawatlah para Malaikat baginya sepanjang waktu Ramadhan, dan akan bershalawatlah padanya Malaikat Jibril dimalam Lailatulqadr" (Imam Thabrani).
Sabda Rasulullah saw : "Diberikan untuk ummatku dibulan Ramadhan lima hal yang tidak diberikan pada para Nabi sebelumku, yaitu saat malam pertama bulan Ramadhan, Allah memandangi mereka dengan iba dan kasih sayang Nya, dan barangsiapa yang dipandangi Allah dengan Iba dan Kasih Sayang Nya maka tak akan pernah disiksa selama selamanya, yang kedua adalah aroma tak sedap dari mulut mereka di sore harinya lebih indah dihadapan Allah daripada wanginya Misk (bau tak sedap orang yang berpuasa akan menyusahkan mereka dan akan membuat mereka merasa terhina, namun balasan untuk keridhoan mereka karena hal yang tak mereka sukai dan perasaan terhina itu adalah justru di sisi Allah hal itu sangatlah mulia), yang ketiga adalah sungguh para malaikat memohonkan pengampunan dosa bagi mereka sepanjang siang dan malam, yang keempat adalah Allah memerintah kepada Surga seraya berfirman : Bersiaplah engkau (wahai surga), dan bersoleklah untuk menyambut hamba - hamba Ku, aku iba melihat mereka, barangkali mereka mesti beristirahat karena kepayahan menghadapi kehidupan mereka didunia untuk menuju Istana - Istana Ku dan Megahnya Kedermawanan Ku, yang kelima adalah ketika malam terakhir dibulan Ramadhan maka diampunilah bagi mereka seluruhnya, maka bertanyalah seorang sahabat : apakah itu hadiah orang yang mendapatkan Lailatulqadr Wahai Rasulullah?, maka Rasul saw bersabda : "Tidak, bukankah bila kau melihat para buruh bila selesai dari pekerjaannya harus segera dilunasi upahnya?" (HR Imam Baihaqi).
Maka ketahuilah bahwa Rasul saw bersungguh - sungguh dalam beribadah pada bulan Ramadhan, lebih dari kesungguhannya di bulan lain, dan Rasul saw sangat teramat bersungguh - sungguh dalam beribadah di 10 malam terakhir Bulan Ramadhan lebih dari kesungguhannya di hari - hari ramadhan lainnya, Maka berpanutlah pada Imam mu Nabi Muhammad saw, janganlah tertipu dengan mengikuti kebiasaan sebagian orang yang bersungguh - sungguh di awalnya dan bermalas - malasan di akhirnya, karena kemuliaan justru berpuncak pada akhirnya.
Wahai Allah perkenankan kami melewati kemuliaan Ramadhan, berpuasa dan menegakkan bermacam - macam amal mulia padanya, dari pembacaan Al Qur'an dan bertafakkur atas maknanya, serta menyambung silaturahmi serta berbuat baik dengan tetangga, dan selamat dari segala hal yang memnghalangi kami dari kemuliaannya, dan shalawat serta salam atas sang Nabi dan keluarga serta sahabatnya walhamdulillahirabbil'alamiin... amiin.

sumber : majelisrasulullah.org

Thursday, March 3, 2011

Rahmat Sekalian Alam

Seluruh kepujian kepada Allah ( سبحانه وتعالى ) empunya sekalian alam, Selawat dan salam ke atas penghulu segala al-anbia, sayyidul wujud, Muhammad ( صلى الله عليه وسلم ) serta ke atas para ahlul bait, dan sahabat-sahabat baginda R.A.


Amma Ba’d


Telah kita ketahui bahawa nikmat kurniaan Allah yang dikurniakan secara langsung dan tidak langsung untuk kita adalah sangat banyak, malah adalah sesuatu yang mustahil untuk kita menghitungnya. Demikian kerana nikmat Allah bukan sahaja berada pada pandangan zahir, segala benda yang tersirat juga adalah nikmat Allah termasuklah pandangan yang terzahir pada mata, pendengaran yang boleh digunapakai pada telinga, pemikiran yang boleh berfungsi pada akal, perasaan yang boleh dirasai pada hati, roh kehidupan disebalik jasad kehidupan serta banyak lagi. Bahkan masa, tempat, kekuatan, islam, hidayah, keinginan, kesedapan dan kesusahan juga adalah nikmat daripada Allah ( سبحانه وتعالى ) Sungguh, banyak sekali nikmat yang dikurniakan Allah ini. Benarlah, kita tidak akan dapat menghitungnya kerana terlalu banyak.


Berdasar firman Allah S.W.T :


“Dan jika kamu menghitung ni’mat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang” Surah An-Nahl : 18


Para ulama muhaqqiqin mentafsirkan bahawa “ni’mat” yang dimaksudkan oleh Allah itu adalah Muhammad ( صلى الله عليه وسلم ) Benar, baginda adalah ni’mat yang paling besar, paling agung, tidak ternilai berbanding dengan segala jenis ni’mat di dunia ini. Maka ni’mat mana lagi yang lebih kita syukuri jika bukan ni’mat yang paling agung ini.

Friday, December 17, 2010

Sejauh mana terhasilnya ilmu kita?

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam. Aku bersaksi tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu Rasulullah. Selawat ke atas Muhammad ( صلى الله عليه وسلم ).


Amma ba'd

Adalah menjadi kewajipan bagi kita manusia untuk menuntut ilmu, mahupun ilmu fardhu 'ain atau fardhu kifayah. Bahkan ulama juga telah bersepakat bahawa menuntut ilmu itu sendiri adalah fardhu 'ain. Sehinggakan ayat yang pertama diturunkan kepada baginda ( صلى الله عليه وسلم ) adalah tentang ilmu, iaitu "إقرأ". Sesungguhnya Rasulullah ( صلى الله عليه وسلم ) diutuskan oleh Allah untuk menyebarkan risalah, yakni agama Islam, agama mengenal Allah. Bagaimana mungkin baginda ( صلى الله عليه وسلم ) boleh menyebarkan risalahnya tanpa ilmu dan persiapan? Demikian pentingnya ilmu, terutamanya bagi para pendakwah yang ingin meluaskan ajaran islam, mahupun para pewaris perjuangan nabi kita ( صلى الله عليه وسلم ) untuk menegakkan agama islam dimuka bumi ini. Ilmu adalah sebagai asas seseorang untuk memberi kefahaman, namun jikalau asas itu tidak kuat, dibimbangi kefahaman yang diberikan itu terpesong. Seterusnya kefahaman itu terus disebarkan kepada orang lain dan terus disebar-sebarkan. Akibatnya sangat dahsyat jika orang yang jahil atau tidak berilmu menyebarkan kefahaman mereka yang mereka sangkakan betul. Ini adalah satu fitnah yang sangat hebat. Moga Allah melindungi. Namun ini tidaklah bermakna kurangnya ilmu seseorang itu tidak boleh menyebarkan ilmunya, seperti mana sabda Rasulullah

"بلّغوا عنى ولو اية
"Sampaikanlah daripada ku walau satu ayat"

Sunday, November 14, 2010

Berkat Muhammad ( صلى الله عليه وسلم )

(by ~MohamedEissa.deviantart.com )


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam. Aku bersaksi tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu Rasulullah. Selawat ke atas Muhammad ( صلى الله عليه وسلم ).


Amma ba'd


Moga tulisan ini mendapat barakah Allah. Muhammad ( صلى الله عليه وسلم ) itu semulia-mulia makhluk, lebih mulia daripada Nabi Adam ( عليه السلام ) lebih mulia daripada malaikat, lebih mulia daripada syurga, lebih mulia daripada segala ciptaan Allah yang wujud, bahkan lebih mulia daripada Al Quran sendiri (adapun perkara ini menjadi khilaf ulama sebenarnya). Jadi tidak hairanlah jika seseorang itu dikatakan bakhil kerana tidak ingin berselawat ke atas nabi Muhammad ( صلى الله عليه وسلم ). Allah ( سبحانه وتعالى ) pernah berfirman bahawa :

bÎ) ©!$# ¼çmtGx6Í´¯»n=tBur tbq=|Áムn?tã ÄcÓÉ<¨Z9$# 4 $pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#q=|¹ Ïmøn=tã (#qßJÏk=yur $¸JŠÎ=ó¡n@  

“Sesungguhnya Allah dan malaikatNya berselawat kepada Nabi (Muhammad s.a.w); Wahai orang-orang Yang beriman berselawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan yang sepenuhnya.”

Friday, August 6, 2010

Marhaban ya Ramadhan : Lailatul Qadr

Di kalangan mereka yang biasa dengan tradisi pengajian pondok dan pesantren, pasti kenal dengan kitab "Hasyiah Ibnul Amir 'ala Ittihaaf al-Murid syarah Jawharah at-Tawhid". Pengarangnya seorang ulama besar bermazhab Maliki dan pengamal thoriqah asy-Syadziliyyah, nama beliau adalah al-'Allaamah asy-Syaikh Abu 'Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Ahmad bin 'Abdul Qadir bin 'Abdul 'Aziz al-Azhari rahimahumUllah yang terkenal dengan gelaran al-Amir al-Kabir.
Beliau menjadi mufti Maliki di Mesir dari tahun 1201 sehingga 1232H. Dilahirkan pada tahun 1154H dan wafat di Kaherah dalam bulan Dzul Qaedah tahun 1232H. Memiliki banyak karya, sama ada yang telah dicetak atau yang masih berbentuk manuskrip. Antara karya beliau adalah:-
  1. المجموع في الفقه المالكي
  2. الإكليل شرح مختصر خليل
  3. حاشية على مغني اللبيب لإبن قاسم
  4. ضوء الشموع على شرح الجموع
  5. النخبة البهية في الأحاديث المكذوبة على خير البرية
Ketokohan beliau dalam ilmu mengkagumkan para ulama sezaman. Dalam usia yang belum menjangkau 21 tahun, beliau telah menghasilkan kitab "al-Majmu'" dalam fiqh Maliki. Mari kita hirup sedikit ilmu yang beliau curahkan dalam satu risalah beliau pada mentafsirkan surah al-Qadr, moga ada manfaatnya. Dalam risalah tersebut beliau menyatakan:-


Dan tersebut dalam "Tafsir al-Khatib" {iaitu tafsir "as-Sirajul Munir" karangan Syaikh Khatib asy-Syarbini rahimahUllah} daripada Syaikh Abul Hasan asy-Syadzili yang menyatakan bahawa jika awal Ramadhan jatuh pada hari Ahad, maka Lailatul Qadr jatuh pada 29 haribulan; 
jika awalnya hari Isnin, maka Lailatul Qadr jatuh pada 21 haribulan; 
jika hari Selasa, Lailatul Qadr jatuh pada 27 haribulan; 
Jika hari Rabu, Lailatul Qadr jatuh pada 29 haribulan; 
jika hari Khamis, Lailatul Qadr jatuh pada 25 haribulan; 
jika hari Jumaat, Lailatul Qadr jatuh pada 27 haribulan; 
dan jika hari Sabtu, Lailatul Qadr jatuh pada 23 haribulan.

Friday, March 19, 2010

Pertemuan dengan Rasulullah S.A.W. dalam mimpi



Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Mengasihani...



Ya Allah..lancar jari ini menaipkan sebuah pengalaman yg amat berharga dr seorang insan yg dipilih Allah utk berjumpa Nabi Muhammad s.a.w. melalui mimpi hari Khamis, 16 Rejab 1427H bersamaan 10 0gos 2006.



Nama yg dipilih oleh ayah beliau adalah Syamimi yg bermaksud 'kesayanganku', jua gelaran Nabi pada puteri kesayangan Baginda, Fatimah. Ketika khilaf memilih nama itu, ayah beliau mengharapkan mudah2an suatu hari nanti anaknya akan menjadi salah seorang mutiara kesayangan Rasulullah s.a.w. Alhamdulillah, doanya makbul selepas 23 tahun kelahiran anak sulungnya daripada 8 adik-beradik.



Al-Quran 30 juzuk terpelihara kemas dalam hatinya. Beliau menghabiskan masa 3 tahun utk menghafal 30 juzuk Kalamullah ketika berada di negeri kelahirannya. Beliau hafal sendiri utk memenuhi harapan ibu ayah yang mengharapkan ada dalam kalangan anak mereka menjadi seorang hafiz atau hafizah. Sebagai anak sulung, beliau mengambil tanggungjawab ini utk menjadi contoh kpd adik2 yg lain. Setiap hari beliau hafal 2 mukasurat Al-Quran dan tasmi' dgn ustaz di sebelah rumahnya. Sekarang beliau pelajar tahun 4 jurusan Undang-Undang Syariah di universiti ini.



Akak ni memang diuji dengan sakit yg tak tahu apa punca sejak lebih setahun yg lalu. Sakitnya rasa seperti ditikam-tikam dengan pisau di bahagian belakang tubuhnya, tambahan pula kaki yang sakit di bahagian lutut sejak 8 tahun lalu tidak pernah sembuh. Pernah satu ketika, selepas makan, beliau muntah bersama segumpal rambut dari kerongkongnya. Penderitaannya hanya Allah dan dia sendiri yang tahu. Sudah lama beliau tidak terdaya ke kelas kerana sakit itu membuatkan dia tidak dapat berdiri atau berjalan. Hilang selera makannya hingga badannya susut hampir 13 kg. Beliau hanya menggagahkan diri untuk pergi berwudhu' 2 hingga 3 kali sehari. Wudhu' itu dijaga sebaik mungkin untuk ibadah sepanjang hari.



Hari2 yang dilaluinya dipenuhi dgn membaca Al-Quran dan qiamullail sebagai pendinding daripada gangguan yg terus2an menyakiti diri. Diceritakan makhluk2 halus itu akan mengganggunya terutama pada waktu sebelum Subuh, Zuhur dan Maghrib. Beliau telah banyak berubat di merata tempat, berjumpa doktor2 pakar, malah ulama' yg faqih dalam ilmu perubatan islam serta akhir sekali bertemu sorang lecturer di sini. Tapi beliau hanya mampu bertahan. Pesan ustaznya, setiap kali beliau sakit, banyakkan baca Surah Al-Baqarah.



Pagi Khamis itu, beliau berniat utk hadir kuliyah sebab sudah terlalu lama tidak mampu ke kelas. Beliau bangun kira2 jam 4.30 pagi utk solat. Berbekalkan sedikit kekuatan yg digagahkan, beliau ke bilik air utk berwudhu' dgn memapah dinding dan segala apa yg mampu membantu beliau untuk berdiri. Habis berwudhu', beliau jatuh tersungkur, rasa seperti ada yg menolak keras dari belakang. Tika itu beliau sudah tidak mampu berdiri, justeru beliau merangkak ke bilik. Sampai saja di bilik, beliau ketuk pintu dan rebah di depan bilik tersebut. Disebabkan sakit yg mungkin dah tak tertanggung, dengan spontan beliau niatkan, "Ya Allah, kiranya mati itu baik untukku, aku redha, tapi kiranya Engkau ingin aku terus hidup, aku ingin dengar kata-kata semangat drpd Rasulullah s.a.w. sendiri.."



Kemudian beliau pengsan. Sahabat2 sebilik mengangkat beliau ke dalam biliknya dan di baringkan di sana . Waktu itu, sahabat2nya telah pun 'forward message' pd rakan2 yg lain agar dibacakan surah Yasin kerana beliau nampak sudah nazak. Malah mereka telah sedia dgn nombor2 ahli keluarganya utk dihubungi kiranya ada apa2 berlaku dengan izin Allah. Kira2 jam 11 pagi itulah, ketika tertidur dgn tenang dalam waktu qoilullah, beliau bermimpi. Beliau sedang terbaring dalam keadaan memakai telekung dgn tangannya diqiam seperti dalam solat di suatu tempat asing yang sangat cantik. Beliau terbaring di sebelah mimbar dan kelihatan banyak tiang di sekitarnya.



Tiba-tiba datang seorang Hamba Allah dgn wajah yang bercahaya dari arah depan dan berdiri hampir sekali, kira2 2 meter dari beliau. Wajahnya SubhanaLlah..indah sekali, tak dapat nak digambarkan. Beliau tertanya2, siapakah orang ini? cantik sekali kejadiannya dan hati beliau rasa sangat tenang dgn hanya melihat wajahnya. Dirasakan seluruh kesengsaraan yg ditanggung selama ini lenyap begitu sahaja. Kemudian, Hamba Allah itu mengatakan, "Assalamu'alaikum, ana Rasulullah.." Subhanallah..baginda Nabi rupanya! Nabi memakai jubah putih dan kain serban berwarna hijau di atas bahu baginda. Beliau nampak dgn jelas mata Baginda Nabi, janggut Baginda, rambut Baginda, kain serban di atas bahu Baginda dan tubuh Baginda. Kemudian Nabi katakan "Enti fil masjidi" (kamu sekarang berada di masjidku, Masjid Nabawi).. Allahuakbar!


Kemudian Baginda Nabi s.a.w. berkata: QalAllahuta' ala; "InnaAllahama' assobirin" (sesungguhnya Allah bersama orang2 yg sabar). Ketika mendengar suara Nabi mengalunkan Kalamullah, terasa bergema suara merdu Nabi di seluruh alam. Sememangnya Baginda sebaik-baik kejadian dan diciptakan dgn penuh kesempurnaan. Nabi katakan (dalam lughahl arab, tp diterjemahkan di sini) ; "Ya Syamimi, dengan berkat kesabaran enti, dgn sakit yg enti tanggung selama ini, dan dgn berkat Al-Quran yg enti pelihara di dlm hati, maka Allah bukakan hijab utk enti nampak ana.." Ketika Nabi menyebut Ya Syamimi, terlintas di hatinya "Ya Allah..Baginda kenal ummatnya!". Ya Rasulullah... Ketika itu, beliau dapat merasakan baiknya Allah, memberikan nikmat yg begitu besar buat dirinya.


Kemudian Nabi katakan lagi; "Sampaikan salamku buat sahabat2 seperjuangan Islam. InsyaAllah, kita semua akan berjumpa nanti.." Nabi s.a.w. kemudian melafazkan; "Ummati.. ummati..ummati..." dan beliau nampak jelas Nabi menangis saat itu. Beberapa titisan airmata Baginda yg suci mengalir utk ummat Baginda! Kemudian Baginda Nabi melangkah pergi. Beliau merintih, "Jangan pergi Ya Rasulullah.." tetapi Baginda tetap pergi. Subhanallah, walaupun kita tak pernah bersua dgn Nabi yg mulia, Baginda kenal dan sentiasa ingat akan ummatnya. Beliau sendiri tidak pasti, apakah Baginda menangis kerana rindu kepada ummatnya, atau mungkin saja baginda sedih dgn ummat akhir zaman ini? wallahua'lam...



Sedar daripada tidur yg amat indah pengisiannya itu, beliau masih dikelilingi oleh rakan2 yg turut terdengar rintihan beliau dalam tidurnya "Jangan pergi Ya Rasululah..." Beliau kemudian menceritakan kpd para sahabat tentang mimpinya sekaligus menyampaikan salam Rasulullah buat ummat Baginda. Semua yg mendengar menangis lantaran rindu pada Nabi. Rasa malu pada Nabi krn kita jarang2 ingat pada Baginda sedangkan kita amat terhutang budi padanya. Lebih2 lagi kita sedar bahawa hanya syafaat Bagindalah yg dikejar di akhirat kelak.



Ya Allah..ketika itu, tiada kata yg lebih tinggi drpd kalimah Alhamdulillah utk di rafa'kan pada Allah atas ni'mat yg begitu besar yg Allah berikan pada dirinya. Rasa tak layak dirinya menerima anugerah dgn ujian yg hanya sedikit berbanding insan2 yg lebih berat diuji oleh Allah. Kiranya ada kalimah pujian yg lebih tinggi dr Hamdalah, pasti akan beliau sebutkan buat Allah Yang Maha Kaya. Semuanya terangkum dalam Rahmat-Nya yg melimpah ruah. Rasa sakit masih menular di tubuhnya. Cuma kali ini dia bertekad tidak akan menangis lagi utk kesakitan ini.



Usai solat Zuhur, rasa sakit yg ditanggung makin hebat. Tak pernah beliau merasakan sakit yg sebegitu rupa. Terasa panas seluruh badan dan seluruh tubuhnya rasa ditikam pada setiap penjuru. Kalau dulu, beliau akan menangis dalam menghadapi kesakitan, namun pada waktu itu beliau pujuk diri utk tidak menangis. "Apa sangatlah sakit yg aku tanggung ini berbanding nikmat yg Allah telah bagi utk melihat Baginda Nabi s.a.w.."



Kemudian beliau tidur. Beliau terus rasakan berada di tempat tinggi, tempat yg biasa hadir sepanjang beliau menerima gangguan. Beliau katakan "Ya Allah, apa lagi yg hendak Engkau berikan buat hambamu yg hina ni, rasa malu sangat dengan-Mu Ya Allah..." Kemudian dgn izin Allah, datang empat orang yg berpakaian serba hijau. Salah seorang daripadanya mengatakan; "Assalamu'alaikum Ya Syamimi..Rasulullah s.a.w. sampaikan salam buatmu. Kami utusan Rasululah..Nahnu khulafa' ar-rasyidin. Ana Abu Bakr, ini Ummar Al-Khattab, Uthman bin 'affan dan Ali.." Subhanallah..Saidina Abu Bakr memperkenal dirinya dan ketiga2 sahabat yg mulia. Beliau nampak sendiri, Saidina Abu Bakr yg amat lembut perwatakannya, Saidina Ummar dgn wajah tegasnya, Saidina Uthman yg cantik sekali dan Saidina 'Ali yg agak kecil orangnya.



Para Sahabat mengatakan; "Kami diutuskan oleh baginda Nabi utk membantu enti.." Kemudian keempat2 mereka membacakan ayat 102 surah Al-Baqarah yg bermaksud:

"Dan mereka mengikuti apa yg dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi syaitan-syaitan itulah yg kafir, mereka mengajarkan sihir pada manusia dan apa yg diturunkan pada 2 malaikat di negeri Babylon iaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan 'sesungguhnya kami hanyalah cubaan (bagimu) sebab itu janganlah kafir.' Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) denagn isterinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dgn sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barang siapa membeli (menggunakan sihir) itu, nescaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dgn sihir, sekiranya mereka tahu.."



Selesai membaca ayat itu, para sahabat Nabi menghembus pada makhluk2 yang sedang mengganggu beliau dan mereka semua hancur terbakar. Subhanallah..waktu itu terus terasa seolah2 tubuhnya yg sakit dahulu ditukarkan Allah s.w.t. dgn tubuh yg baru. Hilang segala kesakitan yg setahun lebih ditanggung beliau dgn sabar. Saidina Abu Bakr mengatakan; "Inilah ganjaran besar dari Allah buat orang-orang yang sabar.." Kemudian, para sahabat Nabi yg mulia pun pergi meninggalkannya.



Selesai mimpi indah yg kedua ini, beliau bangun dr tidur dan terus duduk. Rakan2 sebilik pelik, kenapa beliau dapat bangun dan duduk dgn mudah . Kemudian sahabat2nya itu menyuruh beliau bangun berdiri dan alhamduliLlah..dgn mudah beliau bangun berdiri dan berjalan d sekitar bilik. "Ya Allah, penyakit ana dah sembuh.." Semua sahabat yang ada di situ bergembira dan menangis. Kemudian beliau segera ke bilik air untuk berwudhu'. Dengan tubuh yang 'baru', beliau sujud syukur pada Allah s.w.t. "Ya Allah, kiranya di beri tempoh sujud 100 tahun pun belum dapat diriku menjadi hamba-Mu yg bersyukur atas nikmat yg telah Engkau berikan.."



Beliau berpesan pada kami; "Adik-adik, wajarlah para sahabat Nabi yang mulia sanggup mati demi mempertahankan Baginda. Akak yang diberi rezeki melihat Nabi tak sampai pun 5 minit dah rasa tak sanggup berpisah dengannya. Kalau boleh, nak duduk je di bilik untuk beribadah pada Allah dan mengenang wajah Nabi yg mulia. Tapi menyedari banyak lagi taklifan dan tanggungjawab kita atas muka bumi Allah ini, maka hidup mesti diteruskan. Sekarang ini hati akak tenang sangat..kalau boleh, nak je akak pinjamkan hati ni walau hanya sesaat agar adik2 dapat merasakan betapa beningnya hati ini. Tapi itu tak mungkin kan , mungkin ini bahagian akak, bahagian kalian? Hanya Pemiliknya Yang Maha Tahu. Akhir sekali akak ingin katakan, tak rugi kita bersabar..."

p/s: kisah ini dinukilkan oleh sahabat Syamimi hasil pengalaman benar yang telah dilalui..pernah disebarkan melalui e-mel & blog sebelum ini..

Wednesday, March 10, 2010

Kalimah Allah

Isu Kalimah Allah

Beberapa bulan yang lalu, hangat didebat tentang isu kalimah Allah yang digunakan oleh pihak gereja. Tapi harap-harapnya, sepanjang berlakunya perselisihan pendapat dan pandangan, tidak berlaku sesuatu yang boleh memecah belahkan umat islam sendiri. Supaya sejarah buruk kejatuhan umat islam tidak akan berulang. Kerana saya percaya, isu ini sengaja ditimbulkan oleh pihak yang ingin melihat kehancuran islam, melihat umat islam berbalah sedangkan mereka hanya melihat dan mencari peluang... Wana'uzubillah~

Lambang kebesaran Allah

Walaupun topik kali ini berbaur isu yang hangat dikatakan beberapa bulan lau, tetapi sebenarnya saya tidak ingin membincangkan isu tersebut. Cuma saya teringat kisah-kisah ajaib yang terpaparnya kalimah Allah di tempat yang di luar jangkaan kita, seperti badan kucing, lembu, awan, laut, pokok, dahi orang, dan lain-lain lagi.

Ketika semester pertama dan tahun pertama di Pusat Asasi UIA PJ, terdengar kisah daripada seorang sahabat tentang kalimah Allah tertera di awan, dia melihatnya dengan matanya sendiri. MasyaAllah Tabarakallah, saya amat kagum sekali mendengarnya. Dia adalah orang yang dipilih oleh Allah. Sama juga dengan kisah yang sangat popular di mata dunia dahulu kala, tertera kalimah Allah pada ombak ketika tsunami melanda di Acheh, Indonesia. Sungguh, Allah Maha Besar... Baru sahaja tadi, mak saudaraku menceritakan kepadaku bahawa dia telah melihat seekor kucing yang terdapat kalimah Allah pada badannya yang sedang berada di atas kubur. Ketika dia menziarahi kubur kakaknya yang baru sahaja kembali tahun lepas. Sangat beruntung melihat kebesaran-Nya.

Saya juga pernah melihat video seorang yang sedang menyampaikan kuliah@tazkirah di masjid. Secara tiba-tiba sahaja penceramah tersebut kelihatan lemah, sesak nafas, dan kemudian jatuh. Apabila di ulang tayang video tersebut, tidak sangka, dahinya yang bertanda hitam semakin hampir dengan saat kematiannya, semakin jelas kalimah Allah di dahi beliau... Agak-agaknya itulah yang dikatakan husnul khatimah. Subhanallah.

Harapan
Kejadian-kejadian sebegini mungkin kebetulan bagi sesetengah orang. Walaupun ianya kebetulan, ianya tetap dirancang oleh Allah. Cuma terpulang kepada kita untuk sekadar melihatnya atau renung dan fikir, kerana Allah Maha Mengetahu, Maha Kekal.
Saya kadang-kadang merenung. Bila aku akan dipilih oleh Allah untuk melihat kalimah-Nya dengan mataku sendiri secara live. Hatiku ingin sangat melihat kebesaran-Nya, tetapi aku masih belum dipilih oleh Allah untuk melihat kebesaran-Nya itu. Mungkin disebabkan dosa-dosa ku yang menyebabkan aku tidak terpilih untuk menatap kebesaran-Nya.

Ya Allah,
Ampunilah dosa-dosa ku, pilihlah aku supaya dapat melihat kebesaran Mu.
Ya Allah, makbulkanlah doa ku... Allahumma Amiin...

Wednesday, February 10, 2010

Kenal Bid'ah secara ringkas ( Maulidur Rasul bid'ah? )


[Apakah makna bid'ah?]

Makna bid'ah dari segi bahasa iaitu :

“Sesuatu perkara baru yang diciptakan / diadakan dengan tidak ada contoh sebelumnya”


Manakala dari segi Syara’ mengikut pendapat para ulama’. Alim Quraisy, Al-Imam al-Jahil, Imam Syafi’e mengatakan :
“Bid’ah itu dua jenis : Bid’ah yang dipuji dan bid’ah yang dikeji. Apa yang selari dengan Sunnah itu, maka ia dipuji dan apa yang bertentangan dengannya, maka ia dikeji.”[1]

Dalam riwayat lain Imam Syafi’e mengatakan :
“Perkara-perkara baharu yang diada-adakan itu dua jenis : (Pertama), perkara baharu yang bercanggah dengan Al-Qur’an atau Sunnah atau athar Sahabat atau ijma’, maka itulah Bid’ah Dhalalah (sesat). Dan (kedua), perkara baharu yang diadakan dari segala kebaikan yang tidak bertentangan dengan mana-mana daripada empat perkara itu, maka ia adalah bid’ah yang bukan keji.”[2]

[Apakah hujah Imam Syafi’e dalam pembahagian bid’ah tersebut?]

Ia adalah berdasarkan pengamatan beliau terhadap banyak hadith yang berkaitan, antaranya :

1)      “Sesiapa yang mengadakan sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kami ini, sesuatu yang bukan daripadanya, maka ia tertolak.”[3]
2)      “Sesiapa yang mengadakan di dalam islam sunnah yang baik lalu diamalkan orang kemudian sunnahnya itu, diberikan kepadanya pahala sebagaimana pahala orang yang mengerjakannya dengan tidak dikurangkan sedikitpun dari pahala orang yang mengerjakan itu, dan sesiapa yang mengadakan di dalam Uslam sunnah yang tidak baik lalu diamalkan orang kemudian sunnahnya itu,diberikan kepadanya dosa sebagaimana dosa orang yang mengerjakannya dengan tidak dikurangkan sedikitpun dari dosa orang yang mengerjakannya itu.”[4]
3)      Hadith dari Abd ar-Rahman bin Abd al-Qari tentang solat Tarawih dimana beliau (Abd ar-Rahman) keluar bersama Umar Al-Khattab pada suatu malam di bulan Ramadhan ke masjid. Mereka berdua mendapati sekumpulan sahabat solat bersendirian dan yang lain berjemaah. Umar mengatakan jika dia mengumpul mereka mengikut seorang qari(imam), maka ia lebih baik. Dia kemudiannya menyuruh mereka mengikut Ubai bin Ka’ab. Pada malam lain yang ketika ramai yang solat di belakang seorang imam. Umar berkata :
“Ini adalah bid’ah yang baik.”[5]

[Siapakah ulama’ lain yang membahagikan bid’ah kepada bid’ah dhalalah dan bid’ah hasanah selain Imam Syafi’e?]

Ramai, antaranya
1)      Imam Ibn Hajar al-Haitami
2)      Qadhi Abu Bakar Ibn al-‘Arabi
3)      Imam al-Baihaqi
4)      Imam al-Ghazzali
5)      Ibn Hazm azh-Zhahiri (456H)
6)      Ibn al-Athir al-Jazari
7)      Imam Abu Nu’aim
8)      Imam al-Izz Ibn Abd as-Salam
9)      Imam Nawawi
10)   Ibn al-Amir ash-Shan’ani
11)   Ibn Hajar al-Asqalani
12)   Al-Ubbi (pensyarah kitab shahih muslim)
13)   Imam Sayuthi
14)   Ibn Rajab al-Hanbali
15)   Ibn Taimiyyah
16)   Ibn al-Jauzi
17)   Asy-Syaukani
18)   Dan ulama’ lain

Para ulama’ telah bersepakat tentang pembahagiaan bid’ah kepada yang terpuji dan tercela. Sayyidina Umar adalah orang pertama yang mengatakan demikian.
Para ulama’ juga telah bersepakat mengatakan hadith : “Setiap bid’ah itu sesat,...” perlu dikhususkan.

[Golongan yang mengatakan bahawa tidak ada istilah bid’ah hasanah, yang ada Cuma bid’ah dhalalah kerana berdalilkan hadith : “Setiap bid’ah itu sesat (dhalalah)”. Bagaimanakah pendapat ulama’ tentang hadith ini?]

“Setiap yang baharu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat (dhalalah), dan setiap yang sesat itu ke neraka.”[6]

Hadith ini haruslah difahami sedalam-dalamnya agar tidak membawa kepada kesilapan dari segi pemahamannya. Ia haruslah difahami melalui beberapa kaedah antaranya kaedah Ushul Fiqh, Ilmu Mantiq, dan Ilmu Balaghah.

A – Ilmu Ushul

Para ulama’ Ushul memahami pengertian teks hadith ini melalui kaedah :
“ ‘Am makhshush ” (Umum yang dikhususkan) atau
“Al-‘Umum bi Ma’na al-Khushush” (Umum dengan (membawa) makna yang khusus)

2 perkara yang dibahaskan oleh ulama’ :
(1)           Apakah makna ‘muhdathah’ (perkara baru) dalam hadith ini mutlak (tanpa ada pengecualian)?

Jawapan : Ia bukanlah bersifat mutlak. Ia adalah hanya perkara baharu dalam masalah agama yang sesat (mazmumah), yang tidak ada dasarnya dalam syara’. Itulah yang dilarang. Adapun perkara baru yang ada dasar dari segi syara’, maka ia dianggap suatu perkara yang terpuji dan baik (hasanah), bahkan ia dianggap sebagai suatu sunnah (ajaran) Khulafa’ ar-Rasyidin dan para imam yang selalu mendapat petunjuk.

(2)           Apakah pengertian ‘kullu’ (semua) juga bersifat mutlak (tanpa ada pengecualian)?

Jawapan : Tidak. Perkataan ‘kullu’, tidak semestinya hanya bermaksud ‘meliputi semua sekali, tanpa pengecualian’. Ia juga boleh bermaksud ‘hampir keseluruhan’ atau ‘kebanyakan’ atau ‘sebahagiannya’.
Banyak contoh dalam al-Quran dan hadith yang menunjukkan perkara ini, antaranya :
-Surah Al-An’am : 44
-Surah Al-Ahqaf : 25
-Surah An-Naml : 23
-Surah Taha : 15
-Surah Al-Anbiya’ : 30
-Surah Al-Kahfi : 79
-dan beberapa ayat dan hadith lain

B – Ilmu Manthiq[7]

Dalam perbahasan ilmu manthiq, ada yang disebut sebagai :

“Shaklun awwalun dharbun thalithun”

Oleh kerana keadaan ‘kullu’ (semua) tadi, boleh menjadi makna ‘ba’dhu’ (sebahagian), maka dalam ilmu Manthiq dikatakan :
“Semua (maknanya sebahagian) bid’ah adalah sesat”   
“Semua yang sesat ke neraka”

Maka ia menjadi :
“Sebahagian bid’ah ke neraka”

C – Ilmu Balaghah[8]

Menurut ilmu balaghah, ‘setiap benda mesti mempunyai sifat’. Sifat itu mungkin jadi dua sifat bertentangan seperti baik dan buruk, panjang dan pendek, gemuk dan kurus.

Adalah mustahil jika ada benda yang dalam satu masa dan satu tempat mempunyai dua sifat yang bertentangan, contohnya : Jika dikatakan benda itu baik, mustahil pada waktu dan tempat yang sama dikatakan buruk. Begitu juga jika dikatakan Si Fulan berdiri, mustahil pada waktu dan tempat yang sama dikatakan Si Fulan duduk.

Berkenaan hadith yang dibicarakan tadi, mengikut ilmu balaghah, dalam hadith ini, bid’ah adalah benda. Setiap benda mesti mempunyai sifat, sama ada sifatnya baik atau sebaliknya (keji). Sifat bid’ah tidak disebutkan. Ia disebut sebagai ‘membuang sifat dari benda yang bersifat’.

Jika ingin ditulis sifat bid’ah, ia membawa kepada dua kemungkinan, “Setiap bid’ah yang baik itu sesat,…” atau “Setiap bid’ah yang keji itu sesat,…”.
Adalah mustahil bagi sifat baik dan sesat berkumpul dalam satu benda dan pada waktu dan tempat yang sama. Jadi kenyataan “Setiap bid’ah yang baik itu sesat,…” adalah tidak diterima.
Adapun “Setiap bid’ah yang keji itu sesat,…” adalah boleh diterima.
Maka inilah makna sebenar hadith di atas.

Bagi menjawab persoalan adakah menyambut maulidur Rasul itu bid'ah?  Adapun jika ianya bid'ah, ianya adalah bid'ah hasanah jikalau cara sambutannya adalah selari dengan syara' seperti yang dikatakan oleh Imam Syafi'e. Boleh jadi menyambut maulidur Rasul menjadi bid'ah dhalalah sekiranya kita menyambutnya dengan cara yang tidak dibenarkan oleh syara'.

Demikian kata daripada Syeikh 'Ali Jum'ah, mufti mesir :

Mengadakan sambutan-sambutan peringatan Mawlid Junjungan Nabi s.a.w. adalah daripada seutama-utama amalan dan sebesar-besar qurbah, kerana bahawasanya ia adalah luahan atau ungkapan atau ekspresi atas kegembiraan dan kecintaan kepada baginda s.a.w. Cinta mahabbah kepada Junjungan Nabi s.a.w. adalah satu dasar daripada dasar-dasar keimanan. Dan telah shohih sabdaan Junjungan Nabi s.a.w. yang menyatakan :- “Demi Tuhan yang diriku dalam kekuasaanNya, tidaklah beriman seseorang daripada kamu (yakni tidak sempurna iman) sehinggalah jadi aku paling dikasihinya berbanding ayah dan anaknya”. Dan bahawasanya Junjungan Nabi s.a.w. bersabda:- “Tidak beriman seseorang daripada kamu (yakni tidak sempurna iman) sehinggalah jadi aku yang paling dikasihinya berbanding anaknya, ayahnya dan manusia sekaliannya.”


Wallahua’lam.

Sumber rujukan :
6 Perkara Asas Memahami Persoalan Khilafiyyah
oleh Al-Faqir ilallahil Qadir (Syeikhuna) Ustaz Muhadir bin Haji Joll


[1] Diriwayatkan oleh Abu Na’im (Lihat Fath al-Bari, 17/10).
[2] Riwayat Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih di dalam kitabnya Manaqib Syafi’e (Lihat Fath al-Bari, 17/10)
[3] Riwayat Al-Bukhari dan Muslim
[4] Riwayat Muslim
[5] Riwayat Al-Bukhari
[6] Sanadnya shahih riwayat Abu Daud, At-Tarmizi, Ibn Majah, Ahmad dan Al-Hakim.
[7] Lihat perbahasan ini dalam Ternyata…! NU Tidak Bid’ah, ms 34-35
[8] Lihat penerangan tentang kaedah ini di http://www.nu.or.id/page.php

Wednesday, June 17, 2009

Qudwah kepada Remaja Islam


Alangkah besarnya peranan remaja dalam Islam, jika kita mengkaji sejarah Islam. Kebanyakan gerakan perubahan yang berlaku dalam sejarah umat, sebahagian besarnya melalui peranan remaja, ianya berlaku bukan secara spontan, bahkan ia merupakan sunnah dan peristiwa yang berulang-ulang.
Marilah kita sama sama merujuk kepada sejarah Islam..
Ketika wahyu diturunkan kepada Rasulullah saw…
Siapakah yang menjadi sasaran wahyu…?
Siapakah yang menanggung bebanan risalah Islam..?
Siapakah yang memikul tanggung jawab risalah Islam dengan amanah…?
Siapakah yang menjadi sandaran Rasulullah saw dalam merubah sistem hidup di Mekah…bahkan dalam perubahan sistem hidup umat manusia keseluruhannya… bukan pada zaman Rasulullah saw sahaja malah sehingga hari kiamat…?

Siapakah golongan digelar ‘as-sabiqun’ dalam sejarah Islam..? Siapakah generasi terbaik di kalangan umat manusia? Rasulullah saw menyifatkan dengan sabdanya yang bermaksud; "Sebaik baik manusia adalah yang sezaman denganku, kemudian mereka yang hidup sezaman generasi sahabat dan kemudian mereka yang hidup sezaman dengan generasi tabien” hadis dari Abdullah bin Mas’ud ra diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Siapakah yang berhadapan dengan taghut di Mekah dan di semenangjung tanah Arab..? Siapakah yang menewaskan empayar Parsi dan Rom..?

Siapakah yang berjuang menentang aliran aliran memusuhi Islam dan menyengutukan Allah..?

Wahai Para Remaja!!!

Rujuklah sejarah.. bacalah buku buku sejarah… kamu akan dapati contoh-contoh dan qudwah kepada para remaja….

Siapakah Zubair bin al A’wam ra?

Beliau digelar hawari Rasulullah saw dan Farisul Islam. Berapa umur beliau ketika memeluk Islam? Beliau berumur 15 tahun ketika memeluk Islam.. sebaya dengan usia remaja tingkatan 3!!!

Adakah pelajar pelajar tingkatan 3 sekarang berfikir, bermimpi, bercita-cita dan berusaha seperti Zubair bin al A’wam?

Siapakah Talhah bin Ubaidullah ra?

Di antara anggota asasi dalam Jamaah Islam yang baru lahir di kota Mekah, sebagai seorang tokoh da'ie, seorang pahalawan yang mahir, gagah dan ke hadapan dan seorang dermawan fi sabililLah, sehinggakan Rasulullah saw memberi kurniaan ‘Talhah Al Khair’. Beliau hanya berusia 16 tahun ketika ia memeluk Islam.

Adakah kamu kenal Saad bin Abi Waqas ra?

Seorang sahabat yang besar….orang yang pertama darahnya mengalir kerana Islam, doanya mustajab. Satu-satunya sahabat yang Rasulullah saw tebus dengan kedua ibubapanya, ketika mana Rasulullah saw berkata kepada Saad bin Abi Waqas dalam peperangan Uhud "irmi Saad fida’ka abi wa ummi" yang bermaksud "Wahai Saad panah! Ganti kamu bapaku dan ibuku" yang diriwayatkan oleh Imam at Tarmizi

Beliau berusia 17tahun ketika memeluk Islam.

Adakah kamu kenal al Arqam bin Abi Arqam al Makhzumi ra?

Seorang sahabat yang menjadi sebutan semua umat Islam, kerana dia sanggup menjadikan rumahnya sebagai markaz dakwah selama 3 tahun. Dia dari kabilah bani Makhzumi, kabilah yang bersaing dengan bani Hasyim untuk memegang panji panglima perang. Rumahnya dijadikan markaz gerakan dakwah Islam yang dipimpin oleh Rasulullah saw dari bani Hasyim, apa akan berlaku kepadanya jika ia diketahui oleh pembesar-pembesar kabilah atau diketahui oleh kaum kerabatnya. Tentulah dia dituduh sebagai pengkhianat kerana bersubahat dengan kabilah seterunya. Jangan kita lupa bahawa 'Fir’aun umat', Abu Jahl dari kabilah bani Makhzumi adalah merupakan musuh nombor 1 dakwah Islam pimpinan Rasulullah saw. Semua halangan dan cabaran ini dapat diatasi oleh al Arqam bin Abi Arqam dan beliau sanggup mengambil segala risiko, dan sanggup berkorban demi kerana Islam. Dia hanya baru berusia 16 tahun.

Cuba bayangkan apakah remaja yang seusia dengannya fikirkan, apa yang dimimpikan, mungkin mahu menjadi juara Akademi Fantasia, Gangstarz, One In a Milion dan sebagainya.

Kita ketika membaca kisah pahlawan-pahlawan seperti Zubair bin al A’wam ra, Talhah bin Ubaidullah ra, Saad bin Abi Waqas ra, al Arqam bin Abi Arqam al Makhzumi ra dan ramai lagi seolah-olah kita membicarakan kisah pahlawan-pahlawan agung. Memang mereka semua pahlawan-pahlawan yang agung dalam usia remaja. Mereka mempunyai kedudukan yang tinggi dalam sejarah umat Islam dari segi aspek pengetahuan, kesungguhan, keimanan, akhlak dan amal. Sepatutnya remaja hari ini bangga menjadi mereka sebagai qudwah, ikutan dan impian, lebih lebih lagi mereka adalah sahabat-sahabat kepada junjungan besar Rasulullah saw yang merupakan generasi terbaik bagi umat Islam.




artikel oleh,
Ustaz Mohamad b. Ismail
Sekretariat Pembangunan Belia
ISMA Pusat

:)

Sahabah