بسم الله الرحمن الرحيم


الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه

Tulisan ini bukanlah sumber pemberita, bukan jua sumber pengkritik, tapi hanya sekadar sedikit informasi yang insyaAllah shahih dan bermanfa'at. 'Ala kulli hal, jika terdapat sebarang kesalahan informasi harap dapat maklum kepada saya. Jazakallah. Kepada Allah jua kita kembali


Moga Allah memberkati segala huruf yang ada dalam blog ini.

Amin~

Labels

analogi (5) artikel (9) cerita (12) dakwah (18) IIUM (3) iklan (9) isu (9) majlis ilmu (6) misc (6) muhasabah (14) puisi (1) ulama (7) video (3)
Showing posts with label isu. Show all posts
Showing posts with label isu. Show all posts

Tuesday, July 26, 2011

Wasiat Al Allamah Alhabib Umar Bin Hafidh Dalam Menghadapi Bulan Ramadhan


(Terjemahan dari wwww.habibomar.com)



ImageMerupakan penyampaian dari Guru Mulia beliau Al Habib Umar bin Hafidh dalam ceramah beliau di akhir sya'ban 1426H ini, saya mengulas sebagian wasiat - wasiat Guru Mulia, bahwa seyogyanya ada 3 hal yang harus kita laksanakan di awal bulan ramadhan ini, yaitu:
1. Gembira dan senang dengan datangnya bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah swt : "Katakanlah (wahai Muhammad saw) Dengan Datang-nya Anugerah Allah Dan Rahmat-Nya, Maka Dengan Itu Hendaknya Mereka Bergembira" (QS Yunus 58), dan juga Sabda Rasulullah saw : "Barangsiapa yang berpuasa ramadhan dengan menjaganya dengan segenap kemampuannya, maka diampunilah seluruh dosanya yang telah lalu" (HR Bukhari & Muslim). Dan diriwayatkan oleh Salman ra, bahwa Rasulullah saw menyampaikan ceramahnya pada kami di hari terakhir bulan sya'ban : "Wahai para manusia sekalian, telah menyelimuti kalian bulan Agung yang penuh keberkahan, bulan yang padanya suatu malam yang lebih mulia dari seribu bulan, Allah menjadikan puasa di bulan ini merupakan hal yang fardhu (wajib), dan menjadikan Qiyam (tarawih) merupakan hal yang sunnah, barangsiapa yang beribadah dengan satu macam kebaikan maka sama saja pahalanya dengan menjalankan ibadah yang fardhu, barangsiapa yang beribadah dengan hal yang fardhu maka seakan ia telah mengerjakan 70X hal fardhu tersebut, inilah (ramadhan) merupakan bulan kesabaran, dan balasan atas kesabaran adalah Surga, inilah bulan kita saling membantu satu sama lain, inilah bulan dimana Allah menumpahkan rizki Nya bagi orang mukmin" (Hadits riwayat Imam Ibn Khuzaimah dalam shahih nya).
2. Menjaga diri dan berhati hati dari hal hal yg membuat kita terhalangi dan terusir dari kemuliaan Ramadhan, diantaranya adalah :
* Menjaga lidah kita dari berdusta dan menjaga pula perbuatan kita dalam kedustaan dan penipuan,
* juga ucapan ucapan buruk dan perbuatan buruk,
* dan dari berbuka puasa dengan makanan haram dan syubhat,
* dan dari perbuatan yang menjatuhkan pahala puasa seperti memandang aurat yang bukan muhrimnya,
* dan dari berdusta dan membicarakan aib orang lain,
* dan dari memutuskan hubungan silaturahmi,
* dan dari minum arak, ganja dan narkotika,
* dan dari dengki dan kebencian terhadap sesama muslimin, dan dari berbuat durhaka pada kedua orang tua.

Dan berhati - hatilah wahai mukimin dari berbuka puasa tanpa sebab yang jelas, Sabda Rasulullah saw : "Barangsiapa yang berbuka di hari ramadhan tanpa sebab sakit, atau safar, atau udzur syar'I lainnya, maka tiadalah ia akan bisa membayarnya walaupun ia berpuasa sepanjang masa" (HR Tirmidzi, Nasa'I, Abu Daud, Ibn Maajah, Ibn Khuzaimah dan Imam Baihaqy).
Maka berhati - hatilah wahai mukmin dalam menjaga keadaan puasamu, dan jangan pula kau berbuka puasa sebelum yakin telah tiba waktunya, karena sunnah untuk bersegera dalam buka puasa adalah setelah yakin sepenuhnya telah masuk waktu berbuka puasa.
3. Yang terakhir adalah bersungguh - sungguh dalam menghadapi hujan anugerah di bulan mulia ini, dan bersungguh - sungguh mendapatkan anugerah berlipat gandanya berbagai pahala dan di bentangkannya kesempatan untuk meraih derajat yang agung. Telah bersabda Rasulullah saw "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan bagi kalian berpuasa di siang harinya dan telah pulah mensunnahkan bagi kalian mendirikan shalat sunnah di malam harinya (tarawih), barangsiapa yang melakukan keduanya dengan keimanan dan kesungguhan, maka ia akan lepas dari seluruh dosanya sebagaimana saat ia baru dilahirkan oleh ibunya" (HR Imam Nasa'i).
Maka seyogyanya kita memperbanyak berbagai amal ibadah di bulan mulia ini, terutama menjaga shalat lima waktu dengan berjamaah, dan ketahuilah bahwa menjamu orang lain berbuka puasa merupakan hal yang agung pahalanya, sabda Rasulullah saw :"Baramgsiapa yang menyediakan buka puasa bagi yang berpuasa dibulan Ramadhan, maka diampuni seluruh dosanya, dan kebebasan baginya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala puasa tersebut" (HR Ibn Khuzaimah dalam Shahihnya).
Sabda Rasulullah saw : "Barangsiapa yang menyediakan buka puasa bagi orang yang berpuasa ramadhan dengan makanan dan minuman yang halal, maka akan bershalawatlah para Malaikat baginya sepanjang waktu Ramadhan, dan akan bershalawatlah padanya Malaikat Jibril dimalam Lailatulqadr" (Imam Thabrani).
Sabda Rasulullah saw : "Diberikan untuk ummatku dibulan Ramadhan lima hal yang tidak diberikan pada para Nabi sebelumku, yaitu saat malam pertama bulan Ramadhan, Allah memandangi mereka dengan iba dan kasih sayang Nya, dan barangsiapa yang dipandangi Allah dengan Iba dan Kasih Sayang Nya maka tak akan pernah disiksa selama selamanya, yang kedua adalah aroma tak sedap dari mulut mereka di sore harinya lebih indah dihadapan Allah daripada wanginya Misk (bau tak sedap orang yang berpuasa akan menyusahkan mereka dan akan membuat mereka merasa terhina, namun balasan untuk keridhoan mereka karena hal yang tak mereka sukai dan perasaan terhina itu adalah justru di sisi Allah hal itu sangatlah mulia), yang ketiga adalah sungguh para malaikat memohonkan pengampunan dosa bagi mereka sepanjang siang dan malam, yang keempat adalah Allah memerintah kepada Surga seraya berfirman : Bersiaplah engkau (wahai surga), dan bersoleklah untuk menyambut hamba - hamba Ku, aku iba melihat mereka, barangkali mereka mesti beristirahat karena kepayahan menghadapi kehidupan mereka didunia untuk menuju Istana - Istana Ku dan Megahnya Kedermawanan Ku, yang kelima adalah ketika malam terakhir dibulan Ramadhan maka diampunilah bagi mereka seluruhnya, maka bertanyalah seorang sahabat : apakah itu hadiah orang yang mendapatkan Lailatulqadr Wahai Rasulullah?, maka Rasul saw bersabda : "Tidak, bukankah bila kau melihat para buruh bila selesai dari pekerjaannya harus segera dilunasi upahnya?" (HR Imam Baihaqi).
Maka ketahuilah bahwa Rasul saw bersungguh - sungguh dalam beribadah pada bulan Ramadhan, lebih dari kesungguhannya di bulan lain, dan Rasul saw sangat teramat bersungguh - sungguh dalam beribadah di 10 malam terakhir Bulan Ramadhan lebih dari kesungguhannya di hari - hari ramadhan lainnya, Maka berpanutlah pada Imam mu Nabi Muhammad saw, janganlah tertipu dengan mengikuti kebiasaan sebagian orang yang bersungguh - sungguh di awalnya dan bermalas - malasan di akhirnya, karena kemuliaan justru berpuncak pada akhirnya.
Wahai Allah perkenankan kami melewati kemuliaan Ramadhan, berpuasa dan menegakkan bermacam - macam amal mulia padanya, dari pembacaan Al Qur'an dan bertafakkur atas maknanya, serta menyambung silaturahmi serta berbuat baik dengan tetangga, dan selamat dari segala hal yang memnghalangi kami dari kemuliaannya, dan shalawat serta salam atas sang Nabi dan keluarga serta sahabatnya walhamdulillahirabbil'alamiin... amiin.

sumber : majelisrasulullah.org

Tuesday, June 8, 2010

Millatfacebook


Pada sekitar bulan April 2010, sebuah group dalam facebook iaitu Everybody Draw Mohammed Day telah mencetuskan kemarahan seluruh umat islam. Antara tindakan yang diambil oleh umat islam iaitu para pencinta nabi Muhammad S.A.W, mereka telah menubuhkan group yang lain dalam facebook untuk melawan kembali penghinaan group tersebut terhadap umat islam khususnya pencinta Nabi Muhammad S.A.W. Selain itu, ada yang melaporkan kepada administrator juga pengasas facebook (Mark Zuckerberg) untuk membuang group jahannam tersebut. Ternyata keputusannya adalah mengecewakan. Ada yang mengadakan demonstrasi menunjuk perasaan secara besar-besaran untuk meluahkan rasa kecewa dan marah terhadap Everybody Draw Mohammed Day tersebut. Ada juga yang menggesa umat islam supaya mendaftar keluar (log out) supaya menjatuhkan ekonomi pendapatan facebook yang jelas langsung tidak menguntungkan umat islam pada hakikatnya. Moga usaha-usaha yang kalian lakukan mendapat keberkatan dan balasan syurga di hari akhirat kelak. Amin.

Selain itu, tanggal bulan Mei 2010, sebuah social networking bernama Millatfacebook telah ditubuhkan sebagai alternatif yang baik kepada Facebook, khususnya umat islam. Mungkin ini adalah kemuncak kepada usaha-usaha untuk membaikpulihkan dan menyatukan umat islam. Tahniah. Meskipun Millatfacebook mendapat tentangan yang hebat daripada hacker atau penggondam yang cuba menjatuhkan Millatfacebook. Namun Millatfacebook sehingga kini masih berusaha untuk menyatukan umat islam yang kebanyakannya terjatuh dalam perangkap Facebook yang sebenarnya jelas tidak menguntungkan malah merugikan umat islam. Oleh itu, Dengan sebulat suaranya, saya menyeru semua pembaca blog, blogger, umat islam. Supaya mendaftarkan diri ke Millatfacebook. Dan satu hari nanti, yakinlah, semua umat islam akan sama-sama daftar keluar daripada facebook. Jikalau kalian sayangkan islam, buktikan kalian sayang akan islam. Jom, meramaikan Millatfacebook.

p/s : pada 8/6/2010 facebook saya telah diblock tanpa bersebab, menyebabkan saya tidak boleh posting, dan tidak boleh berbuat apa-apa melainkan hanya melihat profile kawan-kawan yang lain. Musykil...

Friday, April 16, 2010

Rasul Dahri

Ini adalah buku yang ditulis oleh RASUL DAHRI, namanya terkenal di kalangan mereka yang mengakui sebagai salafi (wahhabi) di Malaysia. Dan beliau masih giat menyampaikan ceramahnya samada di dalam radio, kuliah agama dan melalui penulisan. Yang mana ia juga turut disebarluaskan di dalam youtube, facebook dan sebagainya.



Di dalam buku ini ditulis oleh RASUL DAHRI iaitu :



Sekiranya diklik pada scan buku di atas akan tertera perkataan :

Termasuk dalam kategori ini (bid'ah iktikad) sebagaimana yang disepakati oleh ulamak Ahli Sunnah Wal Jamaah yang berpegang dengan manhaj Salaf as Soleh ialah : Syiah, Khawarij, Jahamiyyah, Murjiah, Muktazilah, Asy'ariyyah dan semua cabang-cabang dari firqah-firqah sesat ini. Mereka adalah golongan yang bid'ah akidahnya yang mana di akhirat kelak akan dikekalkan di dalam neraka.


Ulasan penulis :

Lihat betapa beraninya penulis ini memasukkan sejumlah ulamak dan umat Islam yang bukan sahaja berada di Malaysia, Brunei, Indonesia bahkan di seluruh dunia ke neraka dan kekal di dalamnya.

Firman Allah yang bererti :

"Dan orang-orang kafir akan dihalau ke Neraka Jahanam dengan berpasuk-pasukan, sehingga apabila mereka sampai ke Neraka itu dibukakan pintu-pintunya dan berkatalah penjaga-penjaganya kepada mereka: Bukankah telah datang kepada kamu Rasul-rasul dari kalangan kamu sendiri, yang membacakan kepada kamu ayat-ayat Tuhan kamu dan memperingatkan kamu akan pertemuan hari kamu ini? Mereka menjawab: Ya, telah datang! Tetapi telah ditetapkan hukuman azab atas orang-orang yang kafir. (Setelah itu) dikatakan kepada mereka: Masukilah pintu-pintu Neraka Jahanam itu dengan keadaan tinggal kekal kamu di dalamnya; maka seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong takbur ialah Neraka Jahanam."
(surah Az Zumar ayat 71-72)

Jelaslah di dalam firman Allah di atas bahawa yang kekal di dalam neraka adalah Orang Kafir. Lalu bagaimana penulis buku ini boleh menghukum golongan asya'iroh sebagai kekal di dalam neraka sebagaimana orang-orang kafir ?

Dan golongan yang berfahaman seperti Rasul Dahri ini sedikit sebanyak telah menyebarkan fahaman mereka kepada umat Islam yang tidak tahu/kurang pengetahuan mengenai agama. Dan akhirnya berlakulah hukuman sesat, kafir, masuk di dalam neraka ke atas umat Islam tanpa hak!


Siapakah antara ulamak Islam yang mengikut aliran asya'iroh ini ?

Antara Peringkat Para Ulama’ Al-Asya’irah

Peringkat Pertama (Dari Kalangan Murid Imam Abu Al-Hasan Al-Asy’ari)

Abu Abdullah bin Mujahid Al-Bashri
Abu Al-hasan Al-Bahili Al-Bashri
Abu Al-Hasan Bandar bin Al-Husein Al-Syirazi As-Sufi
Abu Muhammad At-Thobari Al-‘Iraqi
Abu Bakr Al-Qaffal As-Syasyi
Abu Sahl As-So’luki An-Naisaburi
Abu Yazid Al-Maruzi
Abu Abdillah bin Khafif As-Syirazi
Abu Bakr Al-Jurjani Al-Isma’ili
Abu Al-Hasan Abdul ‘Aziz At-Thobari
Abu Al-Hasan Ali At-Thobari
Abu Ja’far As-Sulami Al-Baghdadi
Abu Abdillah Al-Asfahani
Abu Muhammad Al-Qursyi Al-Zuhri
Abu Bakr Al-Bukhari Al-Audani
Abu Al-Manshur bin Hamsyad An-Naisaburi
Abu Al-Husein bin Sam’un Al-Baghdadi
Abu Abdul Rahman As-Syaruthi Al-Jurjani
Abu Ali Al-Faqih Al-Sarkhosyi
Peringkat Kedua
Abu Sa’ad bin Abi Bakr Al-Isma’ili Al-Jurjani
Abu Thayyib bin Abi Sahl As-So’luki An-Naisaburi
Abu Al-Hasan bin Daud Al-Muqri Al-Darani Ad-Dimasyqi
Al-Qodhi Abu Bakr bin At-Thoyyib bin Al-Baqillani
Abu ‘Ali Ad-Daqqaq An-Naisaburi (guru Imam Al-Qusyairi)
Al-Hakim Abu Abdillah bin Al-Bai’e An-Naisaburi
Abu Manshur bin Abi Bakr Al-Isma’ili
Al-Ustaz Abu Bakr Furak Al-Isfahani
Abu Sa’ad bin Uthman Al-Kharkusyi
Abu Umar Muhammad bin Al-Husein Al-Basthomi
Abu Al-Qasim bin Abi Amr Al-Bajli Al-Baghdadi
Abu Al-Hasan bin Maysazah Al-Isfahani
Abu Tholib bin Al-Muhtadi Al-Hasyimi
Abu Mu’ammar bin Abi Sa’ad Al-Jurjani
Abu Hazim Al-‘Abdawi An-Naisaburi
Al-Ustaz Abu Ishaq Al-Isfara’ini
Abu ‘Ali bin Syazan Al-Baghdadi
Abu Nu’aim Al-Hafiz Al-Isfahani
Abu Hamid Ahmad bin Muhammad Al-Istawa’ie Ad-Dalwi
Peringkat Ketiga
Abu Al-Hasan As-Sukri Al-Baghdadi
Abu Manshur Al-Ayyubi An-Naisaburi
Abu Muhammad Abdul Wahab Al-Baghdadi
Abu Al-Hasan An-Na’imi Al-Bashri
Abu Thohir bin Khurasah Ad-Dimasyqi
Al-Ustaz Abu Manshur An-Naisaburi
Abu Dzar Al-Haraqi Al-Hafiz
Abu Bakr Ad-Dimsyaqi (Ibn Al-Jurmi)
Abu Muhammad Al-Juwaini (ayahnda Imam Al-Haramain Al-Juwaini)
Abu Al-Qasim bin Abi Uthman Al-Hamdani
Abu Ja’far As-Samnani
Abu Hatim At-Thobari Al-Qozwini
Abu Al-Hasan Rasya bin Nazhif Al-Muqri
Abu Muhammad Al-Isfahani (Ibn Al-Laban)
Abu Al-Fath Salim bin Ayyub Al-Razi
Abu Abdillah Al-Khobazi Al-Muqri
Abu Al-Fadhl bin ‘Amrus Al-Baghdadi Al-Maliki
Al-Ustaz Abu Al-Qasim Al-Isfarayini
Al-Hafiz Abu Bakr Al-Baihaqi (empunya Al-Asma’ wa As-Sifat)
Peringkat Keempat
Abu Bakr Al-Khatib Al-Baghdadi
Al-Ustaz Abu Al-Qasim Al-Qusyairi
Abu ‘Ali bin Abi Harishoh Al-Hamdani Ad-Dimasyqi
Abu Al-Muzhoffar Al-Isfara’ini
Abu Ishaq Ibrahim bin ‘Ali As-Syirazi
Imam Al-Haramain Abu Al-Ma’ali Al-Juwaini
Abu Al-Fath Nasr bin Ibrahim Ad-Dimasyqi
Abu Abdillah At-Thobari
Peringkat Kelima
Abu Al-Muzoffar Al-Khowafi
Al-Imam Abu Al-Hasan At-Thobari (Balika Al-Harrasi)
Hujjatul Islam Al-Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali r.a.
Al-Imam Abu Bakr Al-Syasyi
Abu Al-Qashim Al-Anshori An-Naisaburi
Al-Imam Abu Nasr bin Abi Al-Qasim Al-Qusyairi
Al-Imam Abu ‘Ali Al-Hasan bin Sulaiman Al-Isbahani
Abu Sa’id As-ad bin Abi Nashr bin Al-Fadhl Al-‘Umri
Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Yahya Al-Uthmani Ad-Dibaji
Al-Qadhi Abu Al-‘Abbas Ahmad bin Salamah (Ibn Al-Ratbi)
Al-Imam Abu Abdillah Al-Farawi
Imam Abu Sa’ad Isma’il bin Ahmad An-Naisaburi Al-Karmani
Imam Abu Al-Hasan Al-Sulami Ad-Dimasyqi
Imam Abu Manshur Mahmud bin Ahmad Masyazah
Abu Al-Fath Muhammad bin Al-Fadhl bin Muhammad Al-Isfara’ini
Abu Al-Fath Nasrullah bin Muhammad Al-Mashishi
Peringkat Keenam
Al-Imam Fakhruddin Al-Razi (empunya At-Tafsir Al-Kabir dan Asas At-Taqdis)
Imam Saifullah Al-Amidi (empunya Abkar Al-Afkar)
Sulton Al-Ulama’ Izzuddin bin Abdil Salam
Sheikh Abu ‘Amr bin Al-Hajib
Sheikhul Islam Izzuddin Al-Hushairi Al-Hanafi (empunya At-Tahsil wal Hashil)
Al-Khasru Syahi
Peringkat Ketujuh
Sheikh Taqiyuddin Ibn Daqiq Al-‘Idd
Sheikh ‘Ala’uddin Al-Baji
Al-Imam Al-Walid Taqiyuddin Al-Subki (murid Sheikh Abdul Ghani An-Nablusi)
Sheikh Shofiyuddin Al-Hindi
Sheikh Shadruddin bin Al-Marhal
Sheikh Zainuddin
Sheikh Shodruddin Sulaiman Abdul Hakam Al-Maliki
Sheikh Syamsuddin Al-Hariri Al-Khatib
Sheikh Jamaluddin Az-Zamlakani
Sheikh Jamaluddin bin Jumlah
Sheikh Jamaluddin bin Jamil
Qodhi Al-Quddho Syamsuddin As-Saruji Al-Hanafi
Al-Qadhi Syamsuffin bin Al-Hariri
Al-Qodhi ‘Addhuddin Al-Iji As-Syirazi (empunya kitab Al-Mawaqif fi Ilm Al-Kalam)

Dan sebagainya… Nafa’anaLlahu bi ulumihim wa barakatihim.. amin…
(antara rujukan: Tabyiin Kizb Al-Muftari oleh Imam Ibn ‘Asakir, Marham Al-Ilal oleh Imam Al-Yafi’e, Tobaqot As-Syafi’iyyah Al-Kubra oleh Imam Tajuddin As-Subki, At-Tobaqot oleh Imam Al-Badr Husein Al-Ahdal dan sebagainya)

Na'uzubillah, sekian ramai ulamak Islam bahkan umat Islam di Malaysia dan seluruh dunia telah dihukum kafir oleh penulis ini.


Sedangkan sudah jelas di dalam Al Quran, Allah telah berfirman :

"Kemudian Kami jadikan Al-Quran itu diwarisi oleh orang-orang yang Kami pilih dari kalangan hamba-hamba Kami; maka di antara mereka ada yang berlaku zalim kepada dirinya sendiri (dengan tidak mengindahkan ajaran Al-Quran) dan di antaranya ada yang bersikap sederhana dan di antaranya pula ada yang mendahului (orang lain) dalam berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu ialah limpah kurnia yang besar (dari Allah semata-mata). (Balasan mereka ialah) Syurga-syurga "Adn", yang mereka akan masukinya; mereka dihiaskan di dalamnya dengan gelang-gelang tangan dari emas dan mutiara; dan pakaian mereka di situ adalah dari sutera."
Surah al Fathir ayat 32-33)
Dan dari hadith Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam :

Sahih Bukhari pada hadith no 44, Nabi sallaLLahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Akan keluar dari dalam neraka orang-orang yang mengucapkan La ilaha illaLLah, sedangkan dalam hatinya terdapat kebaikan seberat satu helai rambut dan akan keluar dari dalam neraka orang-orang yang mengucapkan La ilaha illaLLah sedangkan dalam hatinya terdapat kebaikan seberat biji gandum dan akan keluar dari dalam neraka orang-orang yang mengucapkan La ilaha illaLLah sedangkan dalam hatinya terdapat kebaikan seberat zarrah "

Tersebut dalam Sahih Bukhari juga pada hadith no 7072 :

"Allah subahanahu wa ta'ala berfirman : Demi kemuliaan, ketinggian, kebesaran dan keagunganKu sesungguhnya Aku akan mengeluarkan dari dalam neraka siapa sahaja yang telah mengucapkan La ilaha illaLLah"

Tersebut dalam sahih Ibnu Khuzaimah pada hadith no 1231 bahawa Nabi sallaLlahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Barangsiapa mengucapkan La ilaha illaLLah maka dia pasti masuk syurga"

Apa yang perlu kita lakukan ?

Di dalam internet terdapat laman web RASULDAHRI.COM dan di sinilah fikrahnya berpusat dan disebarkan oleh pengikut-pengikutnya. Bahkan terdapat juga di dalam 'group Facebook' yang ada menghubungkan 'group'nya dengan RASULDAHRI.COM.

Pihak yang berkenaan silalah ambil tindakan susulan yang sepatutnya memandangkan fahaman ini sedang bergerak cergas di Malaysia. IbuBapa dan Penjaga perlulah mengambil tahu dari mana sumber-sumber artikel agama diambil, kita takut anak-anak kita pada suatu hari nanti akan menghukum pula IbuBapanya sebagai sesat, kafir dan masuk ke dalam neraka.

Jangan lupa apa yang telah diberitahu oleh Dr Yusof al Qardhawi (tokoh Ma'al Hijrah 2009) :

Disebutkan dalam islamonline.net di bawah tajuk:“القرضاوي يدعو ماليزيا للتمسك بشخصيتها الإسلامية” (Maksudnya: Al-Qaradhawi mengajak Malaysia agar Berpegang dengan Jati Diri/Peribadi Keislamannya) antaranya:

Dhoha- Al-Allamah As-Sheikh Yusuf Al-Qaradhawi menyeru kepada negara Malaysia agar menjaga syakhsiyyah (peribadi, jati diri atau ciri-ciri) keislamannya yang terzahir daripada mazhabnya As-Syafi’e dan aqidahnya (masyarakat Islam Malaysia) yang Al-Asy’ari untuk berdiri menghadapi dan mendepani serangan pemikiran dari luar.

Pada pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia semalam iaitu (Dato’ Seri) Najib Tun Razak, Sheikh Al-Qaradhawi mengajak Perdana Menteri dan para ulama’ agar bersatu padu untuk menjaga jati diri keislaman (Syahksiyyah Islamiyyah) Malaysia yang bersifat “Asy’ari dari sudut aqidah dan Syafi’e dari sudut mazhab” untuk menghadapi segala ancaman pemikiran dan mazhab dari luar yang memecah belahkan kesatuan mereka dan merosakkan aqidah mereka.

Perdana Menteri memberi ulasan terhadap perkataan Sheikh Al-Qaradhawi dengan menegaskan bahawasanya kerajaan akan terus mengekalkan jati diri (syakhsiyyah) keislaman negara Malaysia agar jauh daripada perselisihan mazhab yang memecah-belahkan umat dan tidak menyatukan mereka.

Rujukan: http://www.islamonline.net/servlet/Satellite?c=ArticleA_C&cid=1260258249444&pagename=Zone-Arabic-News/NWALayout

p/s : berhati-hati dan perhatikan nama-nama penulis sebelum membeli buku agama takut-takut fikrah suka menyesatkan umat Islam pula yang dibaca.

kredit kepada : Si Musafir ilAllahi dan Blog Ustaz Zamihan

Wednesday, March 31, 2010

'cakap tak serupa bikin'

Bismillahir Rahmanir Rahim~

Couple

Sungguh, banyak sekali dalam kalangan blogger-blogger terutamanya kalangan siswa yang membicarakan tentang 'haramnya bercouple', 'cinta yang satu', dan lain2 lagi. Kebanyakannya sehingga ada yang sanggup copy dan paste artikel-artikel yang berkenaan couple, kerana pentingnya ingin menyedarkan kepada pembaca-pembaca supaya menghindari gejala coupling.

Disini sebenarnya tidak sesekali ingin membicarakan lanjut tentang hukum seseorang bercouple, ataupun apakah yang dinamakan cinta ataupun lain-lain istilah. Kerana saya bukanlah orang yang selayaknya untuk membicarakan tentang tajuk sebegini, apatah lagi jika sampai ada yang menanyakan apakah hukum bercinta sebelum kahwin? Minta maaf, saya tidak dapat menjawab persoalan itu kerana saya bukan daripada ahli yang layak. Tetapi jikalau sekadar memberi pandangan peribadi mungkin saya mampu.

Saya Tidak Tahu

Teringat akan kisah di mana Imam Malik iaitu pengasas Mazhab Maliki, tentang penduduk kampung yang bertanyakan tentang hukum sesuatu perkara. Tapi apa yang dijawab oleh Imam Malik ialah "Saya tidak tahu. Masalah ini belum pernah berlaku di negeri kami. Guru-guru kami tidak pernah berbicara tentang masalah ini."
Pada keesokannya sekali lagi penduduk itu bertanya, namun jawapan Imam Malik "Saya masih belum tahu" dan demikianlah hari-hari seterusnya. Apa yang dapat dijadikan iktibar disini ialah Imam Malik sangat berhati-hati dalam menjawab persoalan hukum. Ingin dikatakan bahawa Imam Malik bukanlah seorang yang tidak layak dalam persoalan-persoalan hukum, malah Imam Malik dikatakan orang yang paling berilmu dalam kalangan penduduk disitu serta kehebatan, kewarakan Imam Malik memang tidak dapat dinafikan lagi sebenarnya. Bagaimana dengan orang awam yang kononnya telah mendapat ijazah pengajian ilmu hadith tetapi sudah memandai dalam bab-bab hukum. Belum lagi termasuk orang-orang awam. Sedangkan masih banyak lagi ilmu yang perlu didalami, seperti Usul Fiqh, Sirrah, Balaghah, dan lain-lain. Firman Allah dalam Surah An-Nahl: 116

"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidah, ini halal dan ini haram, untuk mengadakan pembohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan pembohongan terhadap Allah tiadalah beruntung."
Cakap Tak Serupa Bikin

Satu lagi isu yang hendak ditegur adalah, ramai dikalangan kita yang mengatakan haram bercinta, sedangkan ikhtilat orang yang mengatakan demikian sendiri tidak dijaga, walaupun mereka tidak bercinta, tetapi tidakkah itu juga perbuatan yang mendekati zina?

Surah As-Saf

"Sangat benci disisi Allah orang yang mengatakan sesuatu tetapi tidak melaksanakannya"



p/s : Harap tidak disalah faham. Saya tidak bermaksudkan couple itu halal atau haram. Cuma sekad

Monday, March 8, 2010

Ceramah Maulid & Kes Fitnah

Bismillahir Rahmanir Rahim

Pada kebiasaannya setiap hari ahad akan diadakan kuliah maghrib oleh Ustaz Azhar yang mensyarahkan kitab Fardhu 'Ain Lengkap oleh Imam As-Syafi'e bertempat di Surau Ikhwan Flat Gelong Bilal, Kuala Terengganu. Tapi tidak kali ini(7 Mac 2010), kerana dianjurkan satu forum khas bertajuk bujet 2010 kesan kepada rakyat. Forum tersebut dikendalikan oleh 3 orang panel iaitu Ustaz Azhar, YB Dr Syed Azman Syed Ahmad dan YB Saifuddin Nasution.

 Penulis sampai di surau tersebut pada waktu maghrib dengan luasnya yang kini amat berbeza daripada dahulu. Kerana dahulunya luas surau itu amat terhad sehingga memaksa sebahagian makmum menunaikan solat di bahagian luar. Alhamdulillah, pihak surau telah mengambil langkah yang amat baik demi kebaikan penduduk dan tetamu-tetamu Allah untuk meluaskan surau tersebut. Pada setiap hari ahad, bilangan tetamu Allah yang hadir memang ramai kerana hendak mendengar kuliah yang disampaikan oleh Ustaz Azhar, ustaz yang sangat mahir dalam menjawab ilmu hukum-hakam (fekah) dan ustaz yang terkenal dengan cara penyampaiannya yang disukai oleh semua golongan, tidak kira mat rempit, golongan kaki masjid, muda dan tua.

Maulid

Sambung balik cerita, apa yang nak disampaikan disini sebenarnya adalah perjalanan penulis... Sampai sahaja ke surau tersebut, terdengar ceramah sampingan oleh Ustaz Nafizul yang baru sahaja pulang daripada Mesir sementara menunggu waktu Isya'. Antara pengisian yang disampaikan oleh Ustaz berkenaan sirrah Muhammad S.A.W. bersempenakan maulidur Rasul, bagaimana terkhabarnya berita Nabi Muhammad yang akan lahir pada 12 Rabi'ul Awwal.

Antaranya mimpi oleh Siti Aminah didatangi malaikat, peristiwa Nabi Isa A.S. menyebut kedatangan seorang bernama Ahmad, dan Buhaira, seorang ahli kitab yang bertemu dengan Baginda bersama bapa saudaranya. Diceritakan juga bagaimana mulianya Baginda yang senantiasa dipelihara oleh Allah sehingga diriwayatkan dimana sahaja Baginda berjalan, awan sentiasa mengikutnya. Selain itu, berbagai lagi peristiwa setelah kelahiran Nabi yang memberi banyak ma'na yang bermanfa'at seperti kedatangan Baginda kepada Halimatus Sa'diah yang menyebabkan tanaman dan peliharaannya menjadi subur dan bertambah. Juga kisah Baginda dibedah oleh Malaikat untuk dibersihkan hatinya dengan air zam zam. Dan banyak lagi ceritanya,...

Penyampaiannya menyebabkan saya terfikir, adakah aku ini sayang kepada Muhammad S.A.W sebagaimana sayangnya Baginda kepada semua umatnya (termasuk penulis ini)? Adakah ada bukti cinta aku kepada Nabi?
*Sedih dan insaf...

Dalam penyampaiannya, diselitkan juga beberapa fatwa yang dikeluarkan oleh ulama besar bahawa menyambut maulidur Rasul adalah perkara yang baik (bukan bid'ah buruk)... antaranya Syeikh Ali Jum'ah, Dr Said Ramadhan Al Buti, ulama Al-Azhariyyah, dan lain-lain lagi.

Kes Fitnah

Selepas ceramah tersebut, datang dua orang YB antaranya adalah YB Saifudin Nasution ingin mengulas kes yang selalu diikut dan dikajinya tentang isu 'fitnah' liwat oleh Anwar bin Ibrahim. Beliau banyak berbicarakan tentang fakta, dan memang fakta yang tidak dinyatakan dalam akhbar-akhbar. Antara fakta yang disampaikan, 2 hari sebelum tarikh yang didakwa Saiful Bahri iaitu 26hb, Saiful telah berjumpa dengan Najib (pada 24hb). Dua tujuan yang dinyatakan kenapa Saiful berjumpa dengannya, 1. kerana ingin berbincang berkenaan biasiswa (pada masa itu Saiful telah dibuang universiti kerana CGPAnya dibawah 2.00) dan 2. didakwa Saiful mengadu beliau diliwat (dalam kes disebut beliau diliwat 26hb). 


Kemudian, Saiful Bahri sendiri berjumpa dengan seorang doktor berwarga Myanmar di Hospital Swasta. Dengan tujuan mencari bukti beliau diliwat oleh Anwar. Keputusan yang dikeluarkan oleh doktor berkenaan bahawa tiada bukti beliau diliwat. Oleh kerana keputusan yang dikeluarkan oleh hospital swasta tidak boleh dijadikan bahan bukti, maka beliau sekali lagi dibawa ke hospital kerajaan Kuala Lumpur. Sekali lagi beliau diperiksa oleh 3 orang doktor, dua orang cina dan satu melayu. Keputusan yang dikeluarkan adalah tidak ada bukti klinikal berlaku tembusan(diliwat)... Berikut adalah fakta yang dinyatakan.

Anwar Ibrahim sendiri pernah ditahan oleh polis yang bertopeng hitam, janji yang dibuat adalah pukul 2 petang, tetapi Anwar Ibrahim diserbu oleh sekumpulan polis adalah sebelum zohor. Beliau ditahan kerana hendak diambil DNA, sedangkan bukti DNA beliau telah ada dan telah diperoleh dahulu pada tahun 1986*(tak pasti, lebih kurang tahun tu kot). - fakta

Yang terbaru, Anwar Ibrahim sendiri selepas letih bertarung didalam mahkamah yang secara jelas berberat sebelah kearah Saiful Bahri (disebabkan oleh hakim yang tidak adil) sedangkan kebenaran fakta berpihak kepada Anwar Ibrahim... Beliau sendiri dan beberapa orang pergi meminta nasihat dan pendapat oleh beberapa ulama-ulama besar, seperti Syeikh Ali Jum'ah(Mufti Mesir), Syeikh Yusuf Al-Qardhawi, dan lain-lain. Fatwa terbaru yang dinyatakan sendiri oleh Syeikh Yusuf Al-Qardhawi adalah

"Barangsiapa yang merencana akan fitnah seperti ini, Munafiq" 

ada juga yang penulis dengar

"Barangsiapa yang percaya akan fitnah ini, Fasiq" 

Tidak pasti mana satu antara dua fatwa tersebut, tapi sudah tentu salah satunya adalah benar. Demikian lah lebih kurang fakta yang disampaikan.

Antara yang selalu ditekankan oleh YB tersebut, "Ini bukan lagi kes peribadi Anwar". Memang benar apa yang dinyatakan. Kerana kita sendiri telah maklum akan hadith yang mesti bagi kita mengambil tahu akan isu umat.

Solat hajat

Selesai ceramah dan ucapan, solat isyak diteruskan dan disusuli dengan solat hajat berjema'ah bertujuan untuk diberi kekuatan kepada Anwar Ibrahim sekeluarga menempuhi cabaran fitnah ini... Akhir kalam, harapnya penulis bercerita dengan tidak menyebelahi sebelah pihak, akan tetapi penulis cuba bercakap dengan kebenaran ilmu yang ada dan bukannya emosi. Moga kebenaran terserlah, amin. [p/s : Gambar ada dalam handset, xdapat nak upload...]

forum tersebut boleh dengar sini




wAllahua'lam

Wednesday, February 10, 2010

Kenal Bid'ah secara ringkas ( Maulidur Rasul bid'ah? )


[Apakah makna bid'ah?]

Makna bid'ah dari segi bahasa iaitu :

“Sesuatu perkara baru yang diciptakan / diadakan dengan tidak ada contoh sebelumnya”


Manakala dari segi Syara’ mengikut pendapat para ulama’. Alim Quraisy, Al-Imam al-Jahil, Imam Syafi’e mengatakan :
“Bid’ah itu dua jenis : Bid’ah yang dipuji dan bid’ah yang dikeji. Apa yang selari dengan Sunnah itu, maka ia dipuji dan apa yang bertentangan dengannya, maka ia dikeji.”[1]

Dalam riwayat lain Imam Syafi’e mengatakan :
“Perkara-perkara baharu yang diada-adakan itu dua jenis : (Pertama), perkara baharu yang bercanggah dengan Al-Qur’an atau Sunnah atau athar Sahabat atau ijma’, maka itulah Bid’ah Dhalalah (sesat). Dan (kedua), perkara baharu yang diadakan dari segala kebaikan yang tidak bertentangan dengan mana-mana daripada empat perkara itu, maka ia adalah bid’ah yang bukan keji.”[2]

[Apakah hujah Imam Syafi’e dalam pembahagian bid’ah tersebut?]

Ia adalah berdasarkan pengamatan beliau terhadap banyak hadith yang berkaitan, antaranya :

1)      “Sesiapa yang mengadakan sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kami ini, sesuatu yang bukan daripadanya, maka ia tertolak.”[3]
2)      “Sesiapa yang mengadakan di dalam islam sunnah yang baik lalu diamalkan orang kemudian sunnahnya itu, diberikan kepadanya pahala sebagaimana pahala orang yang mengerjakannya dengan tidak dikurangkan sedikitpun dari pahala orang yang mengerjakan itu, dan sesiapa yang mengadakan di dalam Uslam sunnah yang tidak baik lalu diamalkan orang kemudian sunnahnya itu,diberikan kepadanya dosa sebagaimana dosa orang yang mengerjakannya dengan tidak dikurangkan sedikitpun dari dosa orang yang mengerjakannya itu.”[4]
3)      Hadith dari Abd ar-Rahman bin Abd al-Qari tentang solat Tarawih dimana beliau (Abd ar-Rahman) keluar bersama Umar Al-Khattab pada suatu malam di bulan Ramadhan ke masjid. Mereka berdua mendapati sekumpulan sahabat solat bersendirian dan yang lain berjemaah. Umar mengatakan jika dia mengumpul mereka mengikut seorang qari(imam), maka ia lebih baik. Dia kemudiannya menyuruh mereka mengikut Ubai bin Ka’ab. Pada malam lain yang ketika ramai yang solat di belakang seorang imam. Umar berkata :
“Ini adalah bid’ah yang baik.”[5]

[Siapakah ulama’ lain yang membahagikan bid’ah kepada bid’ah dhalalah dan bid’ah hasanah selain Imam Syafi’e?]

Ramai, antaranya
1)      Imam Ibn Hajar al-Haitami
2)      Qadhi Abu Bakar Ibn al-‘Arabi
3)      Imam al-Baihaqi
4)      Imam al-Ghazzali
5)      Ibn Hazm azh-Zhahiri (456H)
6)      Ibn al-Athir al-Jazari
7)      Imam Abu Nu’aim
8)      Imam al-Izz Ibn Abd as-Salam
9)      Imam Nawawi
10)   Ibn al-Amir ash-Shan’ani
11)   Ibn Hajar al-Asqalani
12)   Al-Ubbi (pensyarah kitab shahih muslim)
13)   Imam Sayuthi
14)   Ibn Rajab al-Hanbali
15)   Ibn Taimiyyah
16)   Ibn al-Jauzi
17)   Asy-Syaukani
18)   Dan ulama’ lain

Para ulama’ telah bersepakat tentang pembahagiaan bid’ah kepada yang terpuji dan tercela. Sayyidina Umar adalah orang pertama yang mengatakan demikian.
Para ulama’ juga telah bersepakat mengatakan hadith : “Setiap bid’ah itu sesat,...” perlu dikhususkan.

[Golongan yang mengatakan bahawa tidak ada istilah bid’ah hasanah, yang ada Cuma bid’ah dhalalah kerana berdalilkan hadith : “Setiap bid’ah itu sesat (dhalalah)”. Bagaimanakah pendapat ulama’ tentang hadith ini?]

“Setiap yang baharu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat (dhalalah), dan setiap yang sesat itu ke neraka.”[6]

Hadith ini haruslah difahami sedalam-dalamnya agar tidak membawa kepada kesilapan dari segi pemahamannya. Ia haruslah difahami melalui beberapa kaedah antaranya kaedah Ushul Fiqh, Ilmu Mantiq, dan Ilmu Balaghah.

A – Ilmu Ushul

Para ulama’ Ushul memahami pengertian teks hadith ini melalui kaedah :
“ ‘Am makhshush ” (Umum yang dikhususkan) atau
“Al-‘Umum bi Ma’na al-Khushush” (Umum dengan (membawa) makna yang khusus)

2 perkara yang dibahaskan oleh ulama’ :
(1)           Apakah makna ‘muhdathah’ (perkara baru) dalam hadith ini mutlak (tanpa ada pengecualian)?

Jawapan : Ia bukanlah bersifat mutlak. Ia adalah hanya perkara baharu dalam masalah agama yang sesat (mazmumah), yang tidak ada dasarnya dalam syara’. Itulah yang dilarang. Adapun perkara baru yang ada dasar dari segi syara’, maka ia dianggap suatu perkara yang terpuji dan baik (hasanah), bahkan ia dianggap sebagai suatu sunnah (ajaran) Khulafa’ ar-Rasyidin dan para imam yang selalu mendapat petunjuk.

(2)           Apakah pengertian ‘kullu’ (semua) juga bersifat mutlak (tanpa ada pengecualian)?

Jawapan : Tidak. Perkataan ‘kullu’, tidak semestinya hanya bermaksud ‘meliputi semua sekali, tanpa pengecualian’. Ia juga boleh bermaksud ‘hampir keseluruhan’ atau ‘kebanyakan’ atau ‘sebahagiannya’.
Banyak contoh dalam al-Quran dan hadith yang menunjukkan perkara ini, antaranya :
-Surah Al-An’am : 44
-Surah Al-Ahqaf : 25
-Surah An-Naml : 23
-Surah Taha : 15
-Surah Al-Anbiya’ : 30
-Surah Al-Kahfi : 79
-dan beberapa ayat dan hadith lain

B – Ilmu Manthiq[7]

Dalam perbahasan ilmu manthiq, ada yang disebut sebagai :

“Shaklun awwalun dharbun thalithun”

Oleh kerana keadaan ‘kullu’ (semua) tadi, boleh menjadi makna ‘ba’dhu’ (sebahagian), maka dalam ilmu Manthiq dikatakan :
“Semua (maknanya sebahagian) bid’ah adalah sesat”   
“Semua yang sesat ke neraka”

Maka ia menjadi :
“Sebahagian bid’ah ke neraka”

C – Ilmu Balaghah[8]

Menurut ilmu balaghah, ‘setiap benda mesti mempunyai sifat’. Sifat itu mungkin jadi dua sifat bertentangan seperti baik dan buruk, panjang dan pendek, gemuk dan kurus.

Adalah mustahil jika ada benda yang dalam satu masa dan satu tempat mempunyai dua sifat yang bertentangan, contohnya : Jika dikatakan benda itu baik, mustahil pada waktu dan tempat yang sama dikatakan buruk. Begitu juga jika dikatakan Si Fulan berdiri, mustahil pada waktu dan tempat yang sama dikatakan Si Fulan duduk.

Berkenaan hadith yang dibicarakan tadi, mengikut ilmu balaghah, dalam hadith ini, bid’ah adalah benda. Setiap benda mesti mempunyai sifat, sama ada sifatnya baik atau sebaliknya (keji). Sifat bid’ah tidak disebutkan. Ia disebut sebagai ‘membuang sifat dari benda yang bersifat’.

Jika ingin ditulis sifat bid’ah, ia membawa kepada dua kemungkinan, “Setiap bid’ah yang baik itu sesat,…” atau “Setiap bid’ah yang keji itu sesat,…”.
Adalah mustahil bagi sifat baik dan sesat berkumpul dalam satu benda dan pada waktu dan tempat yang sama. Jadi kenyataan “Setiap bid’ah yang baik itu sesat,…” adalah tidak diterima.
Adapun “Setiap bid’ah yang keji itu sesat,…” adalah boleh diterima.
Maka inilah makna sebenar hadith di atas.

Bagi menjawab persoalan adakah menyambut maulidur Rasul itu bid'ah?  Adapun jika ianya bid'ah, ianya adalah bid'ah hasanah jikalau cara sambutannya adalah selari dengan syara' seperti yang dikatakan oleh Imam Syafi'e. Boleh jadi menyambut maulidur Rasul menjadi bid'ah dhalalah sekiranya kita menyambutnya dengan cara yang tidak dibenarkan oleh syara'.

Demikian kata daripada Syeikh 'Ali Jum'ah, mufti mesir :

Mengadakan sambutan-sambutan peringatan Mawlid Junjungan Nabi s.a.w. adalah daripada seutama-utama amalan dan sebesar-besar qurbah, kerana bahawasanya ia adalah luahan atau ungkapan atau ekspresi atas kegembiraan dan kecintaan kepada baginda s.a.w. Cinta mahabbah kepada Junjungan Nabi s.a.w. adalah satu dasar daripada dasar-dasar keimanan. Dan telah shohih sabdaan Junjungan Nabi s.a.w. yang menyatakan :- “Demi Tuhan yang diriku dalam kekuasaanNya, tidaklah beriman seseorang daripada kamu (yakni tidak sempurna iman) sehinggalah jadi aku paling dikasihinya berbanding ayah dan anaknya”. Dan bahawasanya Junjungan Nabi s.a.w. bersabda:- “Tidak beriman seseorang daripada kamu (yakni tidak sempurna iman) sehinggalah jadi aku yang paling dikasihinya berbanding anaknya, ayahnya dan manusia sekaliannya.”


Wallahua’lam.

Sumber rujukan :
6 Perkara Asas Memahami Persoalan Khilafiyyah
oleh Al-Faqir ilallahil Qadir (Syeikhuna) Ustaz Muhadir bin Haji Joll


[1] Diriwayatkan oleh Abu Na’im (Lihat Fath al-Bari, 17/10).
[2] Riwayat Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih di dalam kitabnya Manaqib Syafi’e (Lihat Fath al-Bari, 17/10)
[3] Riwayat Al-Bukhari dan Muslim
[4] Riwayat Muslim
[5] Riwayat Al-Bukhari
[6] Sanadnya shahih riwayat Abu Daud, At-Tarmizi, Ibn Majah, Ahmad dan Al-Hakim.
[7] Lihat perbahasan ini dalam Ternyata…! NU Tidak Bid’ah, ms 34-35
[8] Lihat penerangan tentang kaedah ini di http://www.nu.or.id/page.php

Thursday, December 17, 2009

Wednesday, October 21, 2009

Perdebatan Hangat : Sebat Kerana Arak?


Sebat kerana arak. Adil ke???

Hari : Khamis
Masa : 8.30 malam
Tarikh : 22 Oktober 2009

Tempat : Auditorium KOM
UIA Kuantan Pahang .

Panel :

Dato' Safri Abdul Aziz [ Exco Agama Negeri Pahang ]
En. Najid Husin [ Peguam Syarie Negeri Pahang ]
Dato' Hamidah Marican [ Sister In Islam ]
Nasrudin Hassan at Tantawi [ Ketua Dewan Pemuda PAS Pusat ]

Masuk adalah percuma .

Kepada semua pembaca, anda dijemput untuk hadir ke talk tersebut. Dijamin hangat. Wallahua'lam

Tuesday, October 20, 2009

‘UIAM wajar diiktiraf IPT Islam terkemuka’


GOMBAK: Sultan Pahang, Sultan Ahmad Shah, bertitah sudah tiba masanya Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM) dilihat sebagai antara institusi pengajian tinggi paling terkemuka di dunia khususnya di kalangan negara Islam berdasarkan kejayaan cemerlang penuntut tempatan dan juga antarabangsanya.

Baginda yang juga Ketua Perlembagaan UIAM bertitah, pengiktirafan itu penting bagi menghargai usaha keras warga kerja dan pelajar terhadap pembangunan negara dan sebagai bakal pemimpin ummah ke arah kemajuan dan kemakmuran.

“Ia juga mencerminkan keinginan masyarakat Malaysia dan Islam antarabangsa untuk menumpukan perhatian serius, bukan saja kepada agama Islam tetapi juga segala bidang ilmu dan tamadun yang dibangunkan.

“Bersesuaian usia UIAM yang sudah wujud sejak 26 tahun lalu, bukan saja kurikulumnya unik dan bersifat integrasi diperkenalkan, malah pihak universiti secara konsisten cuba memberi penekanan kepada peranan Islam dalam pendidikan yang mana agama harus dipersembahkan dalam bentuk relevan dan intelektual, bersesuaian dengan keperluan masyarakat kontemporari.

“Ketika UIAM merentas jalan ke arah dunia tanpa sempadan, kampus UIAM sering dijadikan rujukan dengan kebanjiran pelajar lebih 100 negara di serata dunia. Jumlah pelajar antarabangsa kini mencecah angka 4,300 orang, iaitu mewakili 22 peratus daripada keseluruhan populasi universiti,” titah baginda ketika menyempurnakan majlis Konvokesyen Ke-25 UIAM di Gombak, di sini, semalam.

Sultan Ahmad Shah berkenan menyampaikan ijazah dan sarjana kepada lebih 500 graduan.

Titah baginda, beliau berasakan sudah sampai masa masyarakat menghargai usaha warga kerja dan pelajar serta mengiktiraf sumbangan mereka ke arah pembangunan negara dan sebagai bakal pemimpin ummah.

“Beta berbangga peranan UIAM mempromosi dan menyokong agenda transformasi membabitkan Ummah Muslim, di mana akademik dan program pembangunan di UIAM menyediakan platform bagi menyemai pelajar ke arah menjadi pekerja yang sedia menabur bakti, membalas jasa dan berjiwa pemimpin demi agama, bangsa dan negara,” titah baginda.

Sumber: Berita Harian Online

 Salam, syukur kehadrat Allah kerana diberi peluang untuk berada dalam medan pembelajaran UIAM. Moga mahasiswa-mahasiswa terus istiqamah dalam mengendalikan program atau aktiviti yang membabitkan ummah termasuk isu-isu dalaman dan luaran. Akan tetapi, walaupun 'UIAM wajar diiktiraf'... tidak bermakna UIAM sudah mencapai puncak visi kita sebagai ummah akhir zaman ini, dimana bi'ah didalam UIAM masih belum terjaga apatah lagi di luar UIAM... Oleh itu, harap semua mengambil peranan dalam mengatasi gejala-gejala sosial dan seterusnya membina sebuah negara islam yang diiktiraf oleh Allah SWT, insyaAllah

Sahabah